Greene tidak mengungkit-ungkit fakta bahwa temuan itu bergantung pada matematika yang rumit. Sebaliknya, dia menunjukkan kepada kita dengan logika sederhana apa yang diungkapkan oleh matematika. Alih-alih mendefinisikannya dengan istilah-istilah fisika dan astronomi, dia menjelaskan sejarah alam semesta selayaknya kita menonton film yang berjalan mundur.
Cara lainnya untuk menghindari (atau setidaknya mengurangi) Kutukan Pengetahuan adalah dengan meminta umpan balik dari orang lain. Tunjukkan draf atau naskah kepada orang yang mirip dengan target audiens Anda dan cari tahu apakah mereka dapat memahaminya. Inilah mengapa para penulis profesional memiliki editor.
Jika Anda tidak memiliki rekan sejawat untuk diminta umpan balik, Anda dapat menunjukkan draf kepada diri Anda sendiri, idealnya setelah cukup waktu berlalu sehingga draf tersebut tidak lagi familier. Ketika selesai menulis artikel ini, saya membiarkannya selama seminggu penuh. Saat saya membacanya lagi untuk dipublikasi, saya mendapati diri saya berpikir, "Apa yang saya maksudkan dengan itu? Siapa yang menulis omong kosong ini?"
Keharusan untuk mengatasi Kutukan Pengetahuan bukan hanya tentang menjadi pakar atau ahli yang lebih cakap, tetapi juga tentang menjadi manusia yang lebih baik. Dengan selalu mencoba menghindari pola pikir yang sempit dan mencari tahu bagaimana orang lain berpikir dan merasa, Anda belajar untuk menemui orang lain di tempat mereka berada, membangun kepercayaan, dan menciptakan peluang untuk pertumbuhan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H