Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Nyeseknya Menang Kompasiana Awards, tapi Diwakili Orang Lain

22 Oktober 2023   13:07 Diperbarui: 22 Oktober 2023   13:10 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada momen ini pula saya mengerti bahwa Kompasiana lebih dari sekadar platform menulis; ini adalah komunitas, keluarga besar, di mana setiap cerita sama berharganya. Berkat rasa dan keterikatan ini pula, saya masih bertahan.

Beberapa kali, terus terang lumayan sering, saya sempat berpikir untuk berhenti menulis di Kompasiana. Saya berencana untuk hanya fokus mencicil skripsi, artikel jurnal, buku. Sekarang saya magang di sebuah media lokal Bandung, dan saya mengisi kolom politik.

Semakin saya memikirkannya, semakin banyak rasionalisasi yang meyakinkan saya untuk berhenti (atau rehat) dari Kompasiana.

Biarpun begitu, saya tak perlu banyak alasan untuk meyakinkan saya agar lanjut menulis di sini. Saya hanya perlu satu: ini adalah keluarga, dan tak ada orang yang ingin meninggalkan keluarganya untuk alasan apa pun.

Saya telah menuangkan banyak keresahan saya di sini, dan rasanya hanya di sini keresahan saya tersebut benar-benar diperhatikan dan diapresiasi. Ini mungkin terdengar agak egois, tapi saya tak akan berbohong hanya untuk membuat pembaca terkesan.

Kini Kompasiana telah berumur 15 tahun, Kompasiana Awards 2023 sudah riuh dibicarakan, tapi saya tak punya hal istimewa untuk dikatakan selain ungkapan klise. Mungkin akan lebih tepat kalau saya mengungkapkan "dosa-dosa" saya sendiri selama menulis di Kompasiana.

Saya sering terharu ketika tim Kompasiana mengundang atau melibatkan saya ke beberapa agendanya, tapi (Ya Tuhan) saya hampir selalu berhalangan hadir untuk alasan-alasan yang pada akhirnya saya sesali sendiri. Maaf sebesar-besarnya.

Saya juga sering terharu oleh komentar-komentar, termasuk masukan-masukan, dari Kompasianer lain, tapi (Ya Tuhan) saya jarang membalas tanggapan mereka. Saya tak mau membela diri. Maaf seribu maaf.

Saya ingin banyak berterima kasih kepada Kompasiana dan rekan-rekan Kompasianer semuanya. "Ikatan yang menghubungkan keluarga sejati bukanlah ikatan darah, tapi ikatan rasa hormat dan sukacita dalam kehidupan satu sama lain," kata Richard Bach.

Kompasiana adalah keluarga semacam itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun