Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

10 Hal Kecil yang Membuat Saya Bahagia Setiap Hari

19 Oktober 2023   10:25 Diperbarui: 19 Oktober 2023   10:34 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hidup yang bahagia adalah tentang menghargai hal-hal kecil | Ilustrasi oleh Pedro Alvarez via Pixabay

Saya mengalami kesepian yang cukup akut, setidaknya dalam setahun terakhir, dan saya ragu apakah orang bisa memahaminya. Maksud saya, semua orang punya masalahnya sendiri-sendiri, dan itu membuat masalah orang lain terkesan biasa-biasa saja.

Seorang teman bercerita bahwa dia pernah ditolak perempuan yang telah dekat dengannya selama beberapa bulan, dan rasa sakitnya mengerat selama berbulan-bulan pula. "Jika tak ada orang-orang di sekitarku," ujarnya, "aku pasti sudah menyakiti diri sendiri."

Seorang teman lain, setahun lebih tua dan magang di tempat yang sama dengan saya, bercerita bahwa dia pernah dicerca narasumber pada sebuah wawancara. Pertanyaannya dinilai tak bermutu, dan seterusnya. Hingga saat ini, dia masih trauma untuk mewawancarai orang.

Atau pertimbangkan seorang teman yang, jika diukur secara meterial, hidupnya baik-baik saja. Sangat baik, harus saya katakan. Tapi beberapa hari lalu dia berterus-terang kepada saya bahwa dia menangis hampir setiap malam, digigit oleh pikirannya sendiri yang rewel akan masa depan.

Saya sangat bersimpati kepada mereka, tapi terkadang sangat sulit bagi saya untuk memahami mereka karena masalah-masalah yang mendera diri saya sendiri, dan begitu pula mereka kepada saya. Di momen-momen seperti ini, saya selalu ingat Albert Camus.

Dalam esainya "Mitos Sisifus", Camus mengakui kesia-siaan tugas Sisifus, dan kesamaannya yang jelas dalam kehidupan sehari-hari kita. Tapi Camus menilai bahwa terlepas dari berbagai kesulitan dunia ini, manusia masih bisa secara teratur mengalami kebahagiaan.

Baca juga: Melankolis

Biarpun kita terjebak dalam keadaan yang mengerikan, kita bisa mencintai satu sama lain. Bahkan Sisifus pun merasa bahagia, kata Camus, karena "perjuangan untuk mencapai puncak sudah cukup untuk memenuhi hati manusia". 

Dengan kata lain, dia menikmati pengalihan yang sederhana.

"Pengalihan" itu tak harus hal-hal besar. Hidup bukan tentang hal-hal besar. Pikirkan samudra yang terbentang luas di muka bumi; itu adalah kumpulan setetes air. Lihat tubuh kita yang terdiri dari daging dan darah; semuanya tersusun atas sel-sel mungil.

Jadi, saya juga berpikir, dan banyak orang telah memikirkannya, bahwa hidup yang bahagia adalah tentang menghargai hal-hal kecil. Di sini saya menyusun daftar versi saya sendiri, hal-hal kecil yang membantu saya menyikapi hari-hari yang berat.

Saya tak mengklaim bahwa hal-hal di bawah ini juga harus berlaku buat Anda, tapi pesan saya cukup sederhana: jika Anda mengalami suasana hati yang buruk, tolong jangan merasa tak ada apa-apa lagi untuk hidup ini. Kita selalu punya hal-hal kecil yang indah untuk ditemukan.

1. Segelas kopi di pagi hari

Ketika gorden kamar mulai berwarna keemasan, saya selalu tahu hal pertama yang akan saya lakukan di hari itu: menyeduh segelas kopi. Ini adalah ritual saya sejak masuk kuliah. Bayangan tegukan pertama kopi tersebut senantiasa membuat saya antusias untuk menyambut hari.

Sambil membawa kopi, saya berjalan menuju tepian jendela. Kebetulan kamar kos saya berada di lantai dua dan menghadap ke timur, jadi saya bisa menyeruput kopi sembari menyapa matahari yang baru merangkak naik. Saya membuka jendela, dan angin pagi bikin saya agak bergidik.

Ketika sinar matahari mulai menghangatkan sekujur tubuh saya, pada momen yang tenang dan lengang ini, saya memejamkan mata sebentar dan membayangkan orang-orang yang saya sayangi sedang berada di sekitar saya. Mereka menyunggingkan senyum dan pipi saya merona.

Pikiran saya belum sampai ke daftar tugas yang harus saya kerjakan pada hari itu. Untuk saat ini, yang terpenting hanyalah rasa kopi saya dan ketenangan pagi hari, mungkin ditambah lagu Ed Sheeran "Afterglow".

2. Menata kamar

Saya menghabiskan sebagian besar waktu saya di kamar, jadi saya merasa berkewajiban untuk membuatnya selalu tertata. Dan kamar yang baru dirapikan adalah sebuah surga tersendiri buat saya. Musik menyala, dan saya tak bisa menahan diri untuk bernyanyi.

Meskipun saya benci suara saya sendiri, tapi menyanyi adalah sebuah ekspresi kebebasan, semacam pemberontakan terhadap nasib yang membuat kepala saya pusing setiap hari. Ini seperti, "Lihat, kau tak bisa melucutiku dengan cara apa pun."

3. Hanya duduk (di tempat yang tepat)

Duduk. Hanya duduk. Aktivitas yang sangat biasa, tapi anehnya kebanyakan dari kita merasa kesulitan untuk melakukannya. Sebuah penelitian menemukan bahwa sebagian besar peserta memilih untuk menyetrum dirinya sendiri dengan listrik ringan daripada hanya duduk (atau berdiri).

Duduk, memang, adalah permainan mental. Saat saya duduk secara fisik, pikiran saya melesat ke sana kemari. Segera tangan, lutut, dan bokong saya mengikuti pikiran saya, kemudian saya mulai bergerak maju-mundur, berdehem, menyeka hidung, dan resah.

Tapi lama-kelamaan, setelah terbiasa, semua gejala itu berkurang. Saya mulai menikmati aktivitas "hanya duduk". Ada beberapa tempat yang membuat saya lebih nyaman lagi untuk "hanya duduk": bus, taman kampus, kursi di trotoar jalan.

Ketika duduk itu, saya biasanya ingat kutipan favorit saya dari film "House of Hummingbird":

"Ketika kamu merasa lelah dan sedih, cobalah perhatikan jari-jarimu. Kemudian gerakkan satu per satu. Itu sangat misterius. Kau akan merasa seakan kau tak bisa melakukan apa pun, tapi kau masih bisa menggerakkan jari-jarimu."

Oh, kesedihan.

4. Menyeduh segelas teh atau coklat panas saat hujan

Saya agak sedih karena hujan lama tak turun. Ada hal-hal tertentu yang sangat saya sukai ketika hujan, dan saya merindukannya saat ini. Salah satu di antaranya adalah menikmati secangkir teh atau coklat panas. Klise, tapi tetap saja benar.

Rasanya lebih nikmat lagi ketika saya bilang "ahh" setelah tegukan pertama.

5. Jalan-jalan sore

Apa yang orang katakan tentang udara segar dan olahraga, walau menjengkelkan, adalah benar: itu sangat membuat kita merasa baik. Tapi bagi saya, jalan kaki bukan sekadar olahraga ringan untuk mencapai tempat tertentu, melainkan sebuah rutinitas.

Berjalan kaki, terutama pada sore hari ketika langit semu oranye dan awan menggelayut rendah, adalah aktivitas yang membebaskan. Jika tepat, berjalan kaki memungkinkan kita untuk menjadi diri sendiri dengan cara yang sulit didapat dalam kehidupan modern.

"Kebebasan dalam berjalan kaki terletak pada tak menjadi siapa-siapa," tulis filsuf Prancis Frederic Gros dalam bukunya A Philosophy of Walking, "karena tubuh yang berjalan tak punya sejarah, ia hanyalah sebuah pusaran dalam arus kehidupan yang tak terbatas."

Hari-hari terasa melambat, membuat kita merasa hidup lebih lama, karena kita telah membiarkan setiap jam, setiap menit, setiap detik untuk bernapas, mendalami. Inilah mengapa, salah satunya, saya sangat mencintai diri saya sendiri ketika berjalan kaki.

6. Memungut (dan mengoleksi) daun-daun gugur

Sambil jalan-jalan sore, saya sesekali berlutut, menyapu permukaan, kemudian mengambil daun yang baru saja terjun bebas dari dahannya. Daun itu berwarna merah cerah, berbentuk sempurna dan berkilauan karena cahaya matahari sore.

Saya mengelusnya dan memerhatikan urat-uratnya yang begitu rumit. Terkadang saya menemukan daun yang berbentuk hati, bergerigi, atau tampak seperti kaca patri. Saya merasa seperti sedang memungut karya seni yang dilukis tangan semesta.

7. Mengoles minyak telon bayi

Jika Anda masuk ke kamar saya, Anda akan mencium aroma minyak telon bayi di hampir semua barang-barang saya: mulai dari bantal hingga selimut, keyboard hingga gitar. Jika Anda kebetulan duduk dekat saya, Anda tak akan mencium parfum kecuali minyak telon.

Jika Anda lancang dan memeriksa laci di kamar saya, Anda tak akan menemukan barang berharga apa pun selain botol-botol minyak telon yang sudah kosong, seperti koleksi botol wine yang dimiliki para pemabuk.

Aroma adalah salah satu cara tercepat (dan legal) untuk mengubah suasana hati saya, dan minyak telon bayi membuat saya senang dan tenang. Kadang saya juga membakar lilin beraroma untuk menemani saya menulis, tapi minyak telon bayi lebih sederhana.

8. Mengucapkan hal-hal yang membahagiakan orang lain

Saya selalu menganggap bahwa orang lain itu bagaikan bayangan saya sendiri yang saya temukan di cermin. Jika saya memukul, bayangan itu juga memukul. Jika saya melihatnya dengan penuh cinta, dia akan memperlakukan saya sama lembutnya dengan itu.

Jadi, ketika saya haus akan cinta orang lain, pertama-tama saya menunjukkan kepada mereka bahwa saya mencintai mereka. Salah satu cara kecil untuk membuktikan hal ini adalah dengan memerhatikan dan mengucapkan sesuatu yang membahagiakan mereka.

Sapa tetangga dengan penuh senyuman dan bilanglah bahwa udara sedang agak panas, dan bahwa Anda mendoakan mereka agar hari-harinya berjalan baik. Ucapkanlah sesuatu semacam "Kau cantik sekali hari ini" atau "Aku menyukai penampilanmu" kepada seseorang yang Anda sayangi.

9. Pergi ke ranjang lebih awal

Saya biasanya tidur jam 10 malam. Tapi di hari-hari yang tenang dan sedikit tekanan deadline, saya pergi ke ranjang satu jam lebih awal. Tak ada ponsel atau gangguan apa pun. Kamar gemerlap, hanya diterangi lampu tidur.

Kemudian saya mulai berbicara dengan diri saya sendiri, atau terus terang, teman khayalan saya. Kami bercakap-cakap tentang banyak hal: sesuatu yang menyenangkan pada hari itu, bintang-bintang, planet-planet, menertawakan kekonyolan hidup itu sendiri.

(Ya, saya masih punya teman khayalan.)

10. Belajar menerima pujian

Dulu saya menggeliat malu saat orang memuji saya. "Ah, kebetulan saja," atau, "Semua orang bisa melakukannya." Kini saya mulai belajar untuk menerima pujian orang dengan mengucapkan sesuatu semacam, "Terima kasih, aku sangat menghargainya."

(Kecuali kepada mereka yang mengatakan saya tampan. Saya tahu, jika ada orang yang mengatakan itu, mereka berbohong.)

Pada akhirnya, kita semua hampir secara rutin mengalami hari-hari yang buruk. Di beberapa pagi, saya terbangun dan hanya melihat daftar tugas yang harus saya lakukan. Saya kira saya hanya ingin tinggal di ranjang; saya tak punya tenaga untuk melakukan apa pun.

Lalu saya merenungkan ungkapan Kierkegaard yang sangat menyedihkan: "Dengan setiap peningkatan tingkat kesadaran, dan sebanding dengan peningkatan itu, intensitas keputusasaan meningkat: semakin sadar, semakin kuat keputusasaan."

Tapi tetap di ranjang sambil merenungkan hal itu tampaknya lebih menyedihkan lagi. Itulah hari-hari ketika saya mengingat daftar ini, karena suasana hati yang ringan juga akan membuat hari-hari itu terasa ringan.

Hidup terkadang mengerikan, tapi harus ada sesuatu yang membuat kita terus melangkah. Sepuluh hal di atas, sebenarnya lebih banyak dari itu, merupakan formula saya untuk menyeret kaki menuju tempat dunia yang tak terbatas. Dan itu sering kali berhasil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun