Namun, saat memuji persahabatan, kita sering lupa bahwa interaksi sehari-hari para sahabat jauh lebih sering bersifat biasa dan sepele. Kita jarang mengungkit fakta bahwa persahabatan terkadang bisa sangat berbahaya.
Kita berpaling dari sisi persahabatan yang lebih gelap, lebih menyakitkan, dan lebih banyak berkompromi. Bahkan sahabat yang paling kita cintai dan hargai, ironisnya, juga merupakan benih rasa sakit terbesar yang mungkin pernah kita alami.
Persahabatan, dengan demikian, memiliki wajah ganda. Persahabatan dapat menjadi sumber kebahagiaan dan keamanan kita, tapi secara bersamaan juga dapat menyakiti kita, bahkan mungkin lebih sakit dari yang ditimbulkan hubungan romantis kita.
Karena setiap orang punya kepribadian dan perspektif yang unik, maka ikatan persahabatan selalu matang untuk konflik. Harapan ideal kita terhadap sahabat, yang ditempa oleh berbagai kesibukan dan hubungan kita yang lain, bikin persahabatan sangat rentan.
Alih-alih sukses bersama, seperti yang diromantisasi film-film, sebuah persahabatan mungkin malah berakhir sebagai persaingan pribadi dan profesional, walaupun masing-masing masih saling membutuhkan. Begitulah lagu-lagu rumit persahabatan.
Sekarang taruhlah kita bersahabat. Kita berbagi cerita selama berjam-jam, dan rasanya waktu tak pernah bergerak secepat ini. Dengan keterbukaan dan kesetaraan ini, Anda mengeluarkan versi terbaik diri Anda. Saya semakin mengenal Anda, dan sebaliknya.
Tapi jika Anda bisa mengeluarkan yang terbaik, Anda juga bisa mengeluarkan yang terburuk. Dan terkadang Anda memang begitu. Kemungkinan kesalahan dan kegagalan yang selalu ada merupakan penyebab dari hal terbaik dan terburuk dalam persahabatan.
Katakanlah saya seorang perokok berat. Satu waktu saya bercerita kepada Anda bahwa rokok itu membuat saya lebih berdaya dan, entah benar atau tidak secara ilmiah, memudahkan saya untuk berkonsentrasi. Saya tak mengajak Anda untuk ikut merokok. Tak niat sama sekali.
Apa yang Anda lakukan, tentu saja, tak hanya tunduk pada interpretasi Anda sendiri. Sebagai sahabat Anda, salah satu orang yang paling Anda hargai, Anda mulai memikirkan cerita saya. Anda punya pendapat sendiri, dan sekarang saya ikut andil di dalamnya.
Lalu esok hari, Anda mulai merokok.
Itulah mengapa kita diminta untuk berhati-hati dalam memilih teman: mereka memengaruhi apa yang kita lakukan dan bagaimana kita memahaminya, bagaimana kita memahami diri kita sendiri, dan seperti apa kita nantinya.