Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Kita Gampang Percaya pada Teori Konspirasi?

2 Juni 2023   06:00 Diperbarui: 2 Juni 2023   06:29 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika orang ingin percaya bahwa Bumi itu datar, bias konfirmasi akan mendiktenya untuk menonton kanal YouTube tertentu yang bilang bahwa Bumi itu memanglah datar.

4. Efek ruang gema

Kita adalah hewan sosial dan, menurut sudut pandang evolusi, status kita dalam masyarakat jauh lebih penting daripada menjadi benar. Akibatnya, kita terus-menerus membandingkan dan menyesuaikan tindakan dan keyakinan kita dengan rekan-rekan kita.

Dengan demikian, jika kelompok sosial kita mempercayai sesuatu, dan kita jadi terlalu sering terpapar olehnya, maka kepercayaan tersebut bakal tertanam dalam pandangan kita, dan kita pun jadi cenderung mengikuti kawanan.

Teori konspirasi, dalam konteks ini, dapat menumbuhkan rasa memiliki dan kebersamaan. Ini bikin para penganutnya menemukan penghiburan dan keamanan ketika berhubungan dengan orang-orang yang berpikiran sama, plus punya kecurigaan terhadap musuh yang sama.

5. Perasaan tertindas

Orang-orang yang menempatkan diri mereka sebagai korban lebih cenderung mendukung teori konspirasi mengenai niat jahat sekelompok orang yang super power. Ini karena teori konspirasi membebaskan orang dari rasa bersalah atas posisi mereka yang kurang beruntung.

Teori konspirasi dapat membantu orang untuk memuliakan dirinya sendiri atau kelompoknya dengan membiarkan tanggung jawab atas hasil negatif dibebankan kepada orang lain. Dalam hal ini, orang percaya dirinya bermartabat, hanya saja disabotase oleh penguasa tertentu.

6. Terlalu percaya diri

Sementara orang bisa mendukung teori konspirasi saat dirinya merasa tertindas, pada kasus lain orang juga bisa mendukung teori konspirasi ketika dirinya merasa percaya diri, tepatnya terlalu percaya diri atau narsis.

Ini berkaitan dengan kebutuhan kita untuk dianggap unik dan spesial. Kita punya informasi yang tak dimiliki oleh orang lain. Kita berbeda dengan orang lain dan itu bikin kita merasa istimewa.

Dalam kondisi ini, orang bukan hanya tak menyadari bahwa keyakinan mereka tak punya bukti kuat, tapi juga tak menyadari bahwa orang lain sebenarnya menolak keyakinan mereka. Ini karena kepercayaan diri yang berlebihan bikin kita "buta dan tak tahu diri".

Cara menepis teori konspirasi

Teori konspirasi tak mudah disanggah; kita tahu itu. Begitu teori konspirasi beredar di luar sana, orang-orang dapat dengan cepat mempercayainya. Dan ketika orang berpegang padanya selama beberapa waktu, upaya untuk melepaskannya akan sangat sulit.

Bagaimanapun, mengingat dampak teori konspirasi lebih dari sekadar bising di media sosial dan sering menimbulkan kegaduhan-kegaduhan nyata, apatisme bukanlah jalan terbaik. Kita harus berusaha untuk menepisnya sedini mungkin sebelum mekar terlalu "indah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun