Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pentingnya Meluangkan Waktu untuk Refleksi Diri

22 November 2022   19:38 Diperbarui: 23 November 2022   00:06 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kita tidak belajar dari pengalaman, melainkan dari merefleksikan pengalaman | Ilustrasi oleh Carmen Camacho via Pixabay

Yang jelas adalah, pria ini resah dan sadar akan kebutuhannya untuk berefleksi.

Apa yang dilakukan Marcus Aurelius merupakan salah satu bentuk refleksi diri. Setelah komitmen dibuat untuk berefleksi, proses aktual dapat mengambil banyak bentuk. Sementara pendekatan apa pun bisa efektif, buku harian reflektif agaknya adalah yang paling umum.

Itu karena saat kita menulis, seperti yang sedang saya lakukan, kita bukan hanya menuangkan kata-kata, tapi terutama memperjelas apa yang kita pikirkan. Ringkasnya, menulis adalah proses berpikir itu sendiri.

Dengan kata lain, menulis jurnal (atau apa pun sebutannya) memungkinkan kita untuk mengeksplorasi, mengklarifikasi, dan memahami masalah secara mendalam. Ini adalah proses "mengalami ulang" pengalaman. Berkatnya, kita melihat itu dengan mata baru.

Selama proses menulis, kita sebaiknya membiarkan tulisan mengalir tanpa sensor, tanpa mengkhawatirkan gaya atau sintaksis, tanpa jeda atau tekanan.

Selepas itu, setidaknya berdasar apa yang saya lakukan, sering kali membantu untuk meninggalkan dan kembali lagi nanti, membaca ulang situasinya dengan perspektif baru dan merenungkannya dari posisi yang berbeda.

Ketika situasinya dipertimbangkan kembali, masalah emosional dan konflik dapat diidentifikasi dan, jika cukup beruntung, wawasan baru dapat ditemukan. Perlu diakui, sebagaimana kedengarannya, semua proses itu memanglah membosankan.

Saya bahkan tak melakukan itu setiap hari. Ini karena inti dari refleksi diri bukan terletak pada menulis jurnal, melainkan perenungan pengalaman. Orang punya cara berbeda-beda untuk melakukan itu. Dan jika itu selalu terasa membosankan, saya pikir tak ada jalan lain kecuali memeluk rasa bosan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun