Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pentingnya Meluangkan Waktu untuk Refleksi Diri

22 November 2022   19:38 Diperbarui: 23 November 2022   00:06 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kita tidak belajar dari pengalaman, melainkan dari merefleksikan pengalaman | Ilustrasi oleh Carmen Camacho via Pixabay

Peradaban teknologi modern tampaknya telah mengubah persepsi dan penghayatan kita soal waktu. Kita menatap ke depan, sebab kita percaya pada saat itulah kita akan lebih berhasil. Dari proses ke proses itu, sedikit demi sedikit, kita telah berpengalaman.

Akan tetapi, kita jarang sempat merenungi pengalaman itu. Kita terus menjalani rutinitas, memikirkan ini-itu secara tak tentu. Kita telah mengubah irama hidup. Jam berapa, ya, sekarang? Kita jarang tahu; apa yang penting, kita punya persoalan untuk dipikirkan.

Kita pun lantas jadi individu-individu yang memecahkan lebih banyak masalah, bahkan kadang pula lebih cepat. Kendati begitu, kita tak lagi efektif. Irama kehidupan seolah-olah telah membuat waktu sebagai suatu ukuran matematis belaka.

Kita hanyut ditelan waktu. Kita lupa mengambil jeda dan menghayati waktu (untuk diri kita sendiri).

Dalam hal ini, refleksi diri adalah keterampilan penting untuk pertumbuhan pribadi. Tanpanya, kita berjalan tanpa sadar dan sering reaktif terhadap orang lain, bahkan pada diri sendiri.

Kita mengeluh tentang banyak hal, lelah dan emosional, tapi kita jarang tahu apa sebabnya. Kadang-kadang, kita hanya lupa mengambil jeda dan kesunyian, menghabiskan waktu untuk mengobrol dengan diri sendiri, dan menjernihkan segala "pengalaman".

Namun, ada peringatan di sini: jika refleksi diri jadi obsesif, itu bisa berubah jadi self-judgment. Dalam kondisi ini, kita tak lagi percaya pada diri sendiri dan lebih membenarkan rupa-rupa pencapaian orang lain.

Kita hanya memperkuat gagasan yang salah tentang diri kita sendiri. Jadi, penting diingat, refleksi diri terletak pada kemampuannya untuk membantu kita menciptakan perubahan positif, bukan membantu menjatuhkan kita.

Bagaimana cara berefleksi diri?

Suatu malam tahun 170 M, dalam sebuah tenda di tengah perang, Marcus Aurelius, kaisar terkemuka dari Kekaisaran Romawi, duduk tenang untuk menulis. Atau mungkin ini sebelum fajar di Roma. Atau dia mencuri waktu beberapa menit di tengah carut-marut konflik.

Lokasi tepatnya tidaklah penting. Apa yang penting, pria ini duduk tenang dan sunyi untuk menulis.

Dia melakukan itu cukup rutin. Dia agaknya tak pernah membayangkan audiens atau pembaca; dia menulis "ke dalam", bercerita untuk dirinya sendiri. Dia juga jarang menulis banyak. Kadang beberapa paragraf, dan kadang hanya beberapa kalimat pendek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun