Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebebasan (Mutlak) Hanyalah Kehampaan

21 September 2021   07:40 Diperbarui: 21 September 2021   07:44 2007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita mesti menetapkan rintangan kita sendiri. Lantas bagaimana agar rintangan itu tidak menghancurkan kita pada akhirnya? Dalam kata-kata Nietzsche, "Become who you are. Do what only you can do. Be the master and the sculptor of yourself."

Ingat bahwa kita punya kebebasan untuk bereaksi ataupun bertindak terlepas dari keadaan apa pun yang menekan kita. Jika rintangan itu kemudian malah menghambat kita untuk berkembang, maka ada yang keliru dalam cara kita menanggapi realitas.

Itu tidak apa-apa. Hidup memanglah petualangan yang mengayun-ayunkan kita dalam keberhasilan dan kegagalan; cinta dan kebencian; kebahagiaan dan penderitaan. Sejauh kita mampu bereksperimen, sejauh itu pula kita menemukan makna kehidupan.

Syaratnya adalah kita mesti tahu apa yang kita sukai dan apa yang kita benci; sampai mana batasan kita dan sejauh mana potensi kita; seberapa berbahayanya sesuatu dan seberapa menguntungkannya sesuatu.

Kita tidak bisa benar-benar tahu apa yang baik untuk kita kecuali kita menguji kebalikan dari apa yang kita lakukan sekarang ini dalam kehidupan, dan itu bukan berarti kita mesti menjadi jahat jika selama ini kita baik.

Apa yang saya maksud adalah kita hanya bisa tahu bahwa keberanian itu baik untuk kita andaikata kita sudah merasakan betapa ruginya menjadi penakut. Kita hanya bisa tahu makna kebijaksanaan seandainya kita sudah merasakan betapa gilanya menjadi ceroboh.

Jadi tidak apa-apa untuk terjatuh ke dalam lumpur. Dengan begitu kita tahu bahwa pantai itu mengasyikkan dan menghangatkan.

Pada akhirnya, kebebasan yang kita puja selama ini hanyalah kehampaan jika kita tidak benar-benar memahami kedudukannya dalam kehidupan kita.

Seperti yang pernah dikatakan oleh Gandhi, "Kebebasan tidaklah berharga jika tidak termasuk kebebasan untuk membuat kesalahan." Kita butuh aturan untuk menang. Kita butuh arena pertempuran untuk berjuang. Kita butuh hambatan untuk dikagumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun