Viktor Frankl mengajarkan bahwa untuk menghilangkan kekosongan, kehampaan, dan rasa tak berarti, kita harus mendeteksi arti diri kita yang unik; semacam misi atau panggilan diri kita dalam hidup ini.
Bagaimana cara menemukan panggilan hidup itu? Biasanya saya membaca realitas dari hari ke hari tentang apa yang sering saya hadapi dan apakah itu sesuai dengan kehendak atau keinginan saya.
Setiap harinya saya menemukan tanda-tanda kecil seperti bermain puzzle yang dari waktu ke waktu semakin lengkap tiap kepingnya. Meskipun tidak pernah terselesaikan secara sempurna, setidaknya hal itu menggambarkan garis besar tentang siapa saya sebenarnya.
Jika dua pertanyaan besar itu sudah terjawab, saya dapat melangkah lebih jauh untuk menentukan nilai-nilai saya.Â
Ketika Anda menghargai hal-hal yang berada di luar kendali Anda, pada dasarnya Anda menyerahkan hidup Anda untuk hal itu.
Contoh paling klasik dari ini adalah uang. Anda memang memiliki kendali atas berapa banyak uang yang Anda hasilkan, tetapi bukan kendali penuh. Ekonomi runtuh, perusahaan bangkrut, kebanyakan profesi diambil alih oleh teknologi.
Jika semua yang Anda lakukan adalah demi uang, dan kemudian tragedi terjadi, Anda akan kehilangan tujuan hidup yang selama ini Anda pedulikan.
Kita membutuhkan nilai-nilai yang dapat kita kendalikan. Jika tidak, nilai-nilai kita yang akan mengendalikan kita.Â
Beberapa contoh nilai yang sehat: kejujuran, proaktif, mengembangkan keterampilan, meningkatkan rasa ingin tahu, kreativitas, kerendahan hati, beramal.
Tapi nilai-nilai ini juga tidak boleh kaku. Ia hanyalah kesementaraan yang bisa digantikan oleh nilai baru sesuai konteks dan keadaan yang kita butuhkan. Kehidupan tidak pernah tetap dan selalu dinamis. Jika kita tidak fleksibel ...
Sementara itu bukan berarti labil secepat Anda berganti pasangan. Ini seperti ilmu pengetahuan atau sains yang meskipun keduanya diterima sebagai kebenaran, tetapi bukan berarti kebenaran mutlak.