Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

5 Keyakinan Umum yang Patut Dipertanyakan

23 Agustus 2021   15:36 Diperbarui: 23 Agustus 2021   15:40 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang saya khawatirkan ketika saya yakin tentang siapa saya sebenarnya adalah timbulnya mental kaku yang membatasi saya dalam menjalani kehidupan yang nyaris selalu tidak pasti.

Katakanlah sekarang ini, Anda seorang penulis. Anda yakin tentang kemampuan Anda dalam merangkai kata-kata, menaburkan debu-debu sihir pada pembaca secara tidak sadar, bahkan memainkan perasaan pembaca dengan majas-majas yang Anda gunakan.

Itu sebuah kemampuan yang luar biasa. Dan bagaimana jika Anda yakin bahwa itulah diri Anda yang sesungguhnya?

Percayalah, Anda tidak akan pernah berkembang. Ini bukan hanya perkara kemampuan menulis, tapi juga kemampuan di luar menulis yang mungkin saja Anda singkirkan.

Ketika Anda merasa yakin bahwa Anda diciptakan untuk menjadi penulis, Anda akan menyingkirkan keterampilan-keterampilan lain yang barangkali Anda yakini sebagai pengganggu dan pengalih perhatian.

Itu bentuk lainnya dari fanatisme. Tetapi tidak juga saya katakan bahwa mengenal diri sendiri itu tidak penting. Apa yang saya maksud adalah, kita hanya dapat mengenali siapa diri kita di masa sekarang atau berdasarkan pengalaman masa lalu, tetapi tidak untuk masa depan.

Masa depan adalah misteri, dan bahkan beberapa ajaran spiritualitas menganjurkan kita untuk mengembalikan pikiran pada saat ini dan di sini, atau dengan kata lain menyingkirkan pikiran kita tentang masa depan atau siapa kita nantinya.

Karena sifatnya yang tidak pasti, maka tebakan apa pun yang kita jatuhkan padanya ... masa depan hanya akan menjadi kecemasan yang menjebak pikiran kita.

Keyakinan "saya mengenal diri sendiri" patut kita pertanyakan secara intens, sebab pada kenyataannya, kita hampir tidak tahu siapa kita. Apa yang kita pikir sebagai diri kita hanyalah refleksi dari apa yang telah kita alami di masa lalu dan masa kini.

Dengan sikap skeptis sederhana ini, kita senantiasa menguji siapa kita di hadapan rintangan hidup dan menilainya dengan hati-hati berdasarkan segala sesuatu yang telah kita pelajari.

Kita harus mulai mengganti keyakinan "saya mengenal diri sendiri" dengan keyakinan "saya mengenal diri sendiri hari ini, tetapi besok mungkin saya akan berbeda". Perjuangan mengenali diri sendiri adalah proses seumur hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun