Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa yang Tidak Anda Ketahui?

19 Agustus 2021   06:05 Diperbarui: 19 Agustus 2021   06:11 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengakuan akan ketidaktahuan merupakan pembuka gerbang menuju pengetahuan | Ilustrasi oleh Gerd Altmann via Pixabay

Kita mesti mengubah makna ketidaktahuan kita dari ketidakpedulian menjadi ketertarikan.

Contoh yang sempurna pernah saya terima dari seorang guru saya. Secara kasar, dulu saya anak IPS dan memang tertarik dengan isu humaniora. Tapi belakangan saya tertarik dengan kosmologi dan ingin mempelajarinya di luar buku.

Saya ingat bahwa salah satu guru yang saya kagumi di sekolah, selain mengajar fisika, beliau juga sering membimbing peserta Olimpiade Astronomi. Suatu waktu, saya menemui beliau dan sedikit mengemis bahwa saya ingin belajar astronomi bersamanya.

Jawaban beliau amat mengesankan, "Saya hanya mendalami astronomi versi fisika. Tapi saya pernah mengincar buku Carl Sagan, Cosmos. Kita bertemu seminggu lagi dan lihatlah seberapa jauh saya memahami itu. Kita akan berbagi pengetahuan, saya janji."

Itulah yang saya maksud: ketika seseorang tidak tahu, mereka dibebaskan dari tanggung jawab sampai pada titik yang mereka ketahui. Seseorang yang mengerti akan merasa lega ketika mereka mengakui ketidaktahuannya, karena berarti mereka tidak wajib menjawab.

Ini dapat memberi mereka waktu untuk menemukan jawaban yang tepat dan memberikan tanggapan yang lebih mendalam kepada penanya mereka.

Tidak ada cara terbaik untuk memberatkan beban tanggung jawab kita selain mengatakan "saya tahu" terhadap hal-hal yang sebenarnya tidak kita ketahui.

Saat ini, dunia begitu sibuk dengan hal-hal tak berguna dan omong kosong. Kemampuan untuk sadar akan hal-hal yang tak diketahui menjadi lebih penting daripada masa-masa sebelumnya.

Dalam kata-kata Thomas Sowell, "Dibutuhkan pengetahuan yang cukup hanya untuk menyadari tentang sejauh mana ketidaktahuan Anda sendiri."

Adalah fakta bahwa semua orang bodoh dalam hal tertentu. Lantas pertanyaannya, apakah kita sudi untuk mengakui ketidaktahuan kita? Jika itu berkaitan dengan "siapa kita seharusnya dikenal", pengakuan itu akan menjadi lebih berat untuk diungkapkan.

Tetapi, bagaimana kita dapat mengingat ketidaktahuan kita, yang diperlukan untuk pertumbuhan, jika kita menggunakan pengetahuan kita sepanjang waktu? Kita tidak akan pernah belajar apa pun apabila kita terus menutup diri dengan keyakinan-keyakinan palsu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun