Mereka bilang "menyerah bukanlah pilihan", tapi saya pikir, menyerah adalah pilihan. Tinggal bagaimana kita mengetahui waktu, cara, dan tanggapan yang tepat untuknya.
Apa itu hidup, jika bukan jumlah dari ribuan pertempuran setiap hari dan keputusan kecil untuk membuangnya atau menyerah?
Meskipun cerita Anda tentang keinginan untuk berhenti pasti berbeda dengan kisah saya, apa yang ingin saya bagikan adalah, hanya karena Anda berhenti melakukan sesuatu tidak berarti Anda benar-benar berhenti.
Dalam banyak hal, kita perlu tahu kapan waktunya untuk berani berhenti atau pergi. Mengalami kegagalan tidak sama dengan gagal. Melepaskan bukan berarti menyerah. Menyerah bukanlah berhenti sepenuhnya.
Menyerah hanyalah jeda yang memungkinkan kita untuk memilah ke mana kita akan berbelok selanjutnya. Apa yang tidak dapat kita hentikan adalah berjuang untuk tujuan kita, dan hidup, dan menemukan cara baru yang lebih efektif untuk memunculkan hasrat kita di dunia.
Kita bisa berhenti, tapi yang tidak bisa kita hentikan adalah berjuang untuk impian sejati kita; impian yang menuntun kita pada tujuan hakiki dari terciptanya kita sebagai manusia. Oh, saya berbicara terlalu banyak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H