Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sirene Kematian: Sebuah Imbauan Kedaruratan Pandemi

18 Juni 2021   10:22 Diperbarui: 18 Juni 2021   10:35 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di saat masyarakat mulai terbiasa, kasus positif malah semakin melonjak yang menandakan pandemi belum berakhir | Ilustrasi oleh Gerd Altmann via Pixabay

Hidupkanlah tradisi belajar di tengah situasi yang mendesak ini. Apa pun profesi Anda, hidupkanlah tradisi itu! Masa depan butuh dipelajari dan dipersiapkan.

Meskipun tidak ada jaminan bahwa hasilnya dapat kita rasakan, setidaknya kita sudah menunjukkan kecintaan kita pada generasi mendatang.

Rumah sakit sudah mulai penuh sesak. Angka-angka semakin tidak terkendali. Bencana mulai merambah pada segala dimensi. Sekolah belum kunjung terisi, dan mungkin akan segera terisi sebagai tempat penampungan darurat.

Barangkali tidak akan ada sekolah lagi, jadi belajarlah dengan segala fasilitas yang dimiliki. Penulis amat menyarankan kejujuran Anda sekalian sebagai makhluk yang disebut manusia, sebab kebijaksanaan tak akan pernah lahir tanpa didahului oleh kejujuran.

Penulis memposisikan diri sebagai pengimbau meskipun fakta bahwa Penulis juga merupakan bagian dari bencana ini. Tetapi, demikianlah adanya bahwa Penulis telah berusaha mewartakan kedatangan sirene kematian yang selama ini tidak (ingin) didengarkan.

Jika tidak ada yang kita lakukan, sirene kematian itu akan terus berdesing di telinga kita dan mengganggu kehidupan yang pada dasarnya mengandung banyak keindahan.

Karenanya tidak ada lagi waktu untuk menunggu, waktu kita sudah terjepit oleh masalah-masalah lain yang sedang menanti di depan kita. Terlambat sedikit saja, kita akan kalah cepat oleh mutasi virus itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun