Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pentingnya Mengembangkan Keraguan

22 Mei 2021   11:15 Diperbarui: 22 Mei 2021   11:34 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keraguan adalah jembatan manis menuju pengetahuan | Ilustrasi oleh Mohamed Hassan via Pixabay

Dalam kata-kata Voltaire, "Keraguan adalah kondisi yang tidak nyaman, tetapi kepastian adalah hal yang konyol." Bisa dibilang bahwa keraguan merupakan tempat tinggal yang buruk, tapi sekaligus juga indah.

Realitas yang selalu berubah membuat hampir tidak mungkin untuk memutlakkan banyak hal. Karenanya sikap meragukan sesuatu menjadi salah satu hal terbaik dan paling cerdas yang dapat dilakukan oleh pikiran manusia.

Perlu digarisbawahi bahwa saya di sini tidak sedang membicarakan tentang keraguan diri (self-doubt). Itu persoalan lain dan saya setuju dengan Anda bahwa ketidakpercayaan terhadap diri sendiri memang mengganggu.

Akan tetapi, saya berbicara tentang sikap meragukan sesuatu yang akhir-akhir ini jarang dilestarikan. 

Kita melihat banyak orang terjebak dalam dogmatisme, bahkan segelintir orang terperosok ke dalam terorisme, fanatisme dan radikalisme. Akar penyebabnya bisa jadi satu: tidak mau dan tidak mampu meragukan sesuatu.

Harus diakui bahwa abad ke-21 menjadi masa di mana ketidakpastian semakin merajalela. Kita memiliki lebih banyak informasi ketimbang sebelumnya, tetapi sebesar itu pula kemungkinannya untuk terjebak dalam disinformasi.

Dan ironisnya, pada peradaban ini pula kita tidak diberdayakan untuk meragukan sesuatu. Kekuatan dan institusi di luar sana tidak tertarik untuk mendengarkan keraguan dan pertanyaan Anda. "Keraguan" tidak dihormati secara universal.

Namun seperti dalam kata-kata Bertrand Russel, "Penyebab mendasar dari masalah ini adalah bahwa di dunia modern orang bodoh bersikap sombong, sedangkan orang cerdas penuh keraguan."

Keraguan tidak sama dengan ketakutan

Keraguan, biasanya, adalah sensasi tidak nyaman yang Anda dapatkan ketika Anda merasa akan kecewa. 

Barangkali pernah suatu waktu, Anda ragu apakah teman Anda akan datang tepat waktu untuk nongkrong di kafe. Anda mungkin ragu apakah wawancara kerja akan lancar.

Kenyataannya, itu bukanlah keraguan, melainkan rasa takut. Dalam tingkat wajar, ketakutan dapat berguna karena memperingatkan Anda tentang hal-hal yang penting dan yang sebaiknya Anda perbaiki. Tetapi sekali lagi, ini berbeda dengan keraguan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun