Pikiran yang sehat akan terus menyelidiki dan bertanya-tanya. Meragukan. Bersikap skeptis. Tidak ada yang suci.
Dan menakjubkannya, sains dan filsafat menyambut baik hal tersebut. Setiap keyakinan dan teori yang ada saat ini sama baiknya dengan tantangan selanjutnya.
Jika ternyata fakta baru memecahkan keyakinan lama, maka ranah ini tidak akan ragu untuk membuangnya ke tumpukan sampah ide dan keyakinan yang gagal.
Itulah inti dari sains dan filsafat. Itu berarti mengoreksi diri sendiri, berkembang pada tantangan, dan terbuka pada sesuatu yang tidak diketahui.
Maka dalam sains dan filsafat, keraguan bukanlah kerentanan, melainkan kekuatan. Pendekatan saintifik sering kali menemui jalan buntu, namun terkadang mengarah pada penemuan-penemuan mendasar yang belum pernah dicapai oleh pendekatan yang lain.
Dan kegiatan berfilsafat, seseorang sering terpuaskan oleh satu paradigma, namun keraguan dapat membuka akses pada yang tersembunyi. Karenanya keraguan adalah upaya untuk mengungkapkan cahaya dari kegelapan.
Pada akhirnya, keraguan merupakan pengingat internal bahwa kita sempurna dan terkadang membuat kesalahan. Maksud sempurna di sini adalah adanya kemampuan kita untuk mencapai kebenaran. Tetapi acapkali kesempurnaan itu ternodai oleh kepuasan yang kosong.
Meskipun secara universal tidak menyenangkan, keraguan adalah kunci untuk mengkritik hal-hal yang kita anggap remeh. Karenanya, jadikan keraguan sebagai teman dan bukannya musuh.
Dan ngomong-ngomong, karena artikel ini membicarakan tentang kekuatan dari keraguan, maka sebaiknya Anda pun meragukan kebenaran artikel ini. Paradoks!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H