Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pentingnya Mengembangkan Keraguan

22 Mei 2021   11:15 Diperbarui: 22 Mei 2021   11:34 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keraguan adalah jembatan manis menuju pengetahuan | Ilustrasi oleh Mohamed Hassan via Pixabay

Jangan salah kaprah dengan sikap meragukan sesuatu. Keraguan bukan berarti menyalahkan kesimpulan, melainkan menunda kesimpulan. Ini membuat kita tidak terburu-buru dalam menyimpulkan dan memberi ruang serta waktu untuk menyelidiki lebih dalam lagi.

Menangkal berita hoaks

Di era ketidakpastian ini, berita hoaks banyak berhamburan seperti daun-daun yang berguguran di musim gugur. Karenanya kemampuan untuk menangkal berita hoaks amatlah penting, bahkan darurat.

Dan bagaimana pun cara kita mengatasinya, langkah pertamanya selalu sama: keraguan. Jadi lain kali, ragukanlah informasi yang Anda terima untuk ditindaklanjuti validitasnya.

Memberi akses pada yang "tidak disangka"

Keajaiban dari keraguan adalah ia membuka gerbang pengetahuan yang tidak disangka-sangka. Dengan keraguan, Anda mungkin akan menemukan sesuatu yang selama ini tidak pernah terpikirkan atau bahkan terbesit dalam logika Anda. Ya ... hidup punya banyak kejutan.

Peran keraguan dalam beragama

Keraguan jarang merupakan kondisi yang nyaman dalam agama. Pada umumnya, mempertanyakan tidak disambut baik. Harus diakui bahwa keraguan dalam agama acapkali diasumsikan sebagai ketiadaan iman.

Namun, itu adalah kebohongan. Itu juga dusta yang dibuat setan agar Anda percaya. Kenyataannya justru sebaliknya: keraguan adalah jembatan emas menuju keimanan yang kokoh.

Fakta bahwa Anda ragu berarti ada keimanan dalam hidup Anda. Pikirkan tentang itu. Jika iman Anda tidak ada, mengapa ada keraguan? 

Keraguan dan keimanan tidak selalu bertentangan. Terkadang mereka bermain bersama, seperti teman baik yang bisa bermain di tim yang sama.

(Dan jangan lupa bahwa terorisme yang mengatasnamakan agama sering disebabkan oleh fanatisme buta terhadap agama sehingga peran keraguan juga penting dalam beragama).

Bayangkan saya adalah ayah Anda dan memerintahkan Anda untuk diam di rumah dan tidak pergi ke klub malam. 

Jika Anda patuh begitu saja, Anda duduk dalam rasa kesal dan penuh tanda tanya sekalipun Anda mencintai saya. Anda menyiksa diri sendiri dalam kebingungan yang membara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun