Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Live to the point of tears.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Mimpi Surgawi

8 Januari 2021   07:54 Diperbarui: 8 Januari 2021   07:55 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kehidupan adalah teka-teki akbar | Ilustrasi oleh Angeles Balaguer via Pixabay

"Kalau begitu, apakah ada kehendak bebas?" Shira melanjutkan, "Apakah kita seperti wayang yang dimainkan oleh seorang dalang?"

"Tuhan bukan seorang dalang."

Shira menatap Ares penuh kebingungan. Rasanya cukup berat untuk dipikirkan oleh seorang gadis yang baru tumbuh remaja.

"Seiring waktu, kamu akan mempelajarinya, Shira," tutup Ares. Ia menjilati bulu-bulunya yang lembut, perlahan mulai membaringkan diri di meja belajar. Shira masih membatu tanpa kata.

Shira merasakan sentuhan yang kasar pada pinggangnya. Itu cukup membuatnya merasa geli.

"Kak, bangun! Umma akan marah kalau Kakak masih tidur di Minggu pagi," ungkap si kecil Darsa, adik satu-satunya Shira.

"Ah, iya. Kakak barusan sedang tidur?" tanya Shira setengah sadar dengan mata separuh terbuka; Darsa terlihat samar-samar. Ia mengenal itu Darsa karena suaranya yang khas seorang anak. Tak ada anak kecil di rumah selain Darsa.

"Kakak kira bagaimana?"

"Ya, Kakak baru saja terbangun."

"Kakak berkata seperti seseorang dari planet asing."

"Sudah kuduga, tidak mungkin seekor kucing bisa berbicara."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun