Shira tertawa sendiri, sadar akan kekonyolannya mengajak seekor kucing mengobrol.
"Tentu, aku bermimpi juga, Shira."
Mata Shira membesar seketika saat suara itu terdengar ke telinganya. Ares benar-benar berbicara! Bagaimana mungkin itu bisa?
"Ka-ka-kamu sungguh berbicara?"
"Kedengarannya bagaimana?" tanya Ares dengan suara halus dan lembut sembari duduk layaknya seekor kucing.
"Ya, kamu benar-benar berbicara. Ajaib!" Shira terkagum-kagum.
"Jadi, kamu masih ingat dengan mimpimu tadi?"
"Sangat rinci, bahkan!"
"Menakjubkan! Aku terkejut bahwa kamu masih mengingat mimpi itu. Pasti sebuah mimpi yang indah!"
"Ya," jawab singkat Shira dengan anggukan; pandangannya menatap kosong pada jendela yang mulai tertusuk samar-samar oleh sinar mentari. Keheningan berlangsung beberapa menit hingga Shira memecahkannya.
"Apakah kamu percaya bahwa sebuah mimpi bisa ditafsirkan?"