Selama pandemi ini, saya mengajak beberapa sahabat saya untuk aktif belajar mandiri. Ketika tidak ada pembelajaran dari guru di sekolah, kami mencari buku-buku untuk dipelajari. Ini sangat menyenangkan, karena tidak ada yang menggurui. Tentu saja dalam pembelajaran tertentu, masih ada pembelajaran yang harus didampingi guru, seperti ilmu agama.
Tetapi sungguh aneh dari yang kami rasakan; kami merasa candu untuk belajar. Siapa yang menyangka, bahwa belajar itu seperti merokok; sekali merasa nyaman, tak bisa berhenti untuknya. Barangkali orang-orang benci belajar karena belum menemukan metode yang tepat, maka Pembelajaran Bebas Aktif bisa menjadi jawaban.
Bagaimana Pembelajaran Bebas Aktif bisa bekerja? Dalam penerapannya, saya memiliki 3 ciri khas prinsip.
Pertama, Prinsip "Lakukan Sesuatu". Ini cara ampuh dari Mark Manson. Sering kali kita tahu ingin bagaimana, ingin mencapai ini-itu, namun rasa malas sering menghentikan angan-angan itu. Hal ini disebabkan oleh pola pikir kita sendiri yang selalu menunggu motivasi untuk menghampiri kita. Jika harus digambarkan, pola pikir kita bekerja seperti berikut:
Inspirasi emosional --> Motivasi --> Aksi yang diinginkan
Jika kita ingin menuntaskan sesuatu namun merasa tidak termotivasi, maka kita akan berasumsi kalau apa yang kita lakukan adalah hal yang sia-sia. Tidak ada yang bisa kita lakukan mengenai hal ini. Tidak hingga peristiwa besar terjadi, lalu kita berhasil mengumpulkan motivasi yang cukup untuk bangkit dari rebahan kita yang super nyaman dan kemudian melakukan sesuatu.Â
Selamat datang di "Lingkaran Setan" di mana kita percaya itu baik dan terus melakukannya sepanjang waktu.
Hal penting yang harus kita sadari, ialah bahwa aksi atas tindakan kita menciptakan reaksi dan inspirasi emosional yang lebih jauh, dan terus berlanjut untuk memotivasi aksi berikutnya. Dengan memanfaatkan pemahaman ini, kita sebenarnya dapat mengubah ulang orientasi pola pikir kita dengan pola berikut ini:
Aksi --> Inspirasi emosional --> Motivasi
Jika kita kurang motivasi untuk membuat suatu perubahan dalam hidup kita, lakukan sesuatu (apa pun itu, sungguh), kemudian manfaatkan reaksi dari tindakan tersebut sebagai cara untuk mulai memotivasi diri kita sendiri. Demikianlah rasa malas tak bisa lagi menghalangi langkah kita.
Kedua, mengakui ketidaktahuan. Penting untuk diingat bahwa demi suatu perubahan di dalam hidup, kita harus pernah keliru akan sesuatu. Saya percaya bahwa kita harus pernah keliru tentang sesuatu untuk bisa berkembang.Â
Saya belajar bahwa api itu panas ketika saya menyentuhnya. Saya belajar untuk berjalan hati-hati saat di taman, karena pernah suatu waktu, saya menginjak kotoran kucing ketika berjalan sambil menatap layar ponsel. Maka untuk bisa belajar banyak hal, kita harus mengakui ketidaktahuan.