Pembelajaran tentang seluk-beluk kehidupan saya dapatkan dari buku-buku filsafat. Pembelajaran tentang teknologi saya dapatkan dari buku-buku programming.Â
Saya seakan telah terjebak dalam gua dan mulai bisa melarikan diri dari gua yang gelap itu. Betapa terkejutnya saya melihat dunia luar yang memiliki "jawaban" tak terbatas.
Saya mendapati kasus di lapangan yang begitu ironis, bahwasanya mereka yang terpaku pada pelajaran di sekolah terjebak dalam dunianya sendiri.Â
Beberapa teman saya yang tergila-gila mengejar peringkat satu mendedikasikan waktu mereka untuk pelajaran di sekolah. Mereka tak ada waktu luang untuk belajar hal lain, mereka berputar-putar di pelajaran sekolah, mereka tak mengenal bagaimana hidup sesungguhnya berjalan.Â
Ini merupakan wujud halus dari fanatisme, dan saya percaya bahwa fanatisme selalu buruk.
Mereka stres ketika mendapat nilai rendah, padahal angka hanyalah angka. Ada apa dengan angka? Beberapa orang yang berada di peringkat atas tak berhasil di dunia karier.Â
Cukup masuk akal, karena mereka dulunya terlalu bergantung pada pelajaran sekolah yang mayoritas tidak praktis dan bersifat hafalan. Mereka kebingungan dengan dunia karier setelah lulus sekolah, mereka terbiasa "dikendalikan" oleh sebuah sistem. Dan ketika sistem itu tidak ada, mereka terapung oleh angin.
Saya tidak menentang peringkat di sekolah. Saya berada di sana selama ini. Tetapi saya ingin semua orang melonggarkan cengkramannya dari sesuatu, karena menggantungkan diri pada sesuatu selalu buruk. Hanya kepada Tuhan itu menjadi baik.
Terpaku pada pelajaran-pelajaran di sekolah sama sekali tak selaras dengan prinsip belajar sepanjang hayat, itu hanya selaras dengan prinsip belajar sesekali.
Di sisi lain, mereka yang menggantungkan diri pada pelajaran sekolah merasa sangat kebingungan ketika guru tidak memberikan pembelajaran, terutama dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) saat ini. Pada akhirnya, mereka menghabiskan waktu luang untuk menatap layar beranda media sosial, berpindah dari satu notifikasi ke notifikasi berikutnya. Mereka benci rasa bosan.
Pembelajaran Bebas Aktif dalam konteks "aktif", berarti kita tidak boleh menunggu pembelajaran menghampiri kita. Dengan kata lain, kita sendiri yang harus bergerak mencari pembelajaran. Dalam kasus PJJ, kita tidak bisa menunggu guru memberikan pembelajarannya. Ini sangat tidak efektif!
Kita harus membangun kemauan sendiri agar mandiri dalam belajar.Â