Kita dapat menghilangkan ketakutan ini dengan menyadari bahwa pada kenyataannya, yang terjadi adalah hal sebaliknya. Ketakutan dan pikiran kalut membutuhkan energi yang luar biasa besar dan menghilangkan kreativitas serta motivasi dari hidup kita.
Bila kita penuh kecemasan dan ketakutan, secara harfiah kita kehilangan potensi terbesar diri kita, belum lagi kenikmatan hidup.
Setiap sukses adalah “meskipun kita takut”, bukan “karena kita takut”.
Anda menyadarinya? Ya, pembaca, terjadi sebuah hukum kebalikan di sini.
Semakin Anda tergesa-gesa dalam menyelesaikan sesuatu, semakin lama waktu yang Anda habiskan untuk itu. Karena dengan tergesa-gesa, Anda akan mudah untuk terhambat oleh hal-hal yang sulit Anda hindari.
Begitu pun sebaliknya.
Kita tak sedang masuk UGD. Dengan kata lain, hidup bukanlah keadaan gawat darurat. Tak selalu. Cara memahami petuah ini adalah dengan menyadari apa tujuan sesungguhnya kita hidup di dunia ini.
Jika kita benar-benar memahaminya, kita bisa lebih tenang dalam menjalani segala masalah, juga tak tergesa-gesa demi kenikmatan masalah itu sendiri. Setiap masalah bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan jika kita benar-benar menikmatinya. Dengan cara seperti itu juga, kita lebih mudah untuk tahu tentang apa pelajaran di balik masalah itu.
Saya pun mendapatkan pelajaran penting: bahwa bila kita memiliki apa yang kita inginkan (ketenangan batin), kita tidak akan terlalu diganggu oleh keinginan, kebutuhan, impian, dan masalah kita.
Jadi, kita akan lebih mudah berkonsentrasi, meraih tujuan, dan bahkan memberikannya kepada orang lain.
Saya tak pernah menemukan orang (termasuk diri saya) yang tidak pernah mengubah masalah kecil menjadi masalah besar yang harus segera dipecahkan. Kita terlalu serius memikirkan sasaran kita sehingga lupa menikmati hidup sepanjang jalan menuju tujuan itu, dan lupa mengendurkan langkah.