Tapi lakukanlah sebaliknya. Lakukan suatu aksi/tindakan untuk mendapatkan inspirasi emosional dan termotivasi untuk melakukan aksi itu secara konstan atau termotivasi untuk melakukan hal lain.
Dan mari dengarkan sedikit kisah saya hari ini (bukan maksud untuk curhat). Pagi hari saya sedang malas melakukan apa-apa. Namun ada sebuah bisikan ghaib menghampiri:
"Lakukan sesuatu!"
Ya, bisikan itu seperti sebuah mantra bagi saya. Kemudian saya mulai membaca artikel-artikel di Kompasiana dan menemukan banyak label Tugas Di Kompasiana bertebaran.
Hey, lihat! Saya menulis artikel ini karena diawali tindakan sederhana, yaitu "melakukan sesuatu". Dengan "melakukan sesuatu" meskipun sederhana, saya bisa termotivasi untuk melakukan hal lainnya.
Jika seandainya saya menunggu untuk mendapatkan motivasi menulis artikel, berapa lama waktu yang saya butuhkan? Satu minggu? Saya rasa tidak.
Ingat, 1 jam melakukan sesuatu jauh lebih berharga daripada 10 jam memikirkan sesuatu.
Dan prinsip ini bisa menjadi penyelamat kita di tengah pandemi ini. Di kala rasa malas menjadi zona nyaman bagi kita, prinsip ini akan menggerakkan kita untuk melakukan sesuatu. Lakukan saja, apapun itu, sungguh. Karena tindakan sekecil apapun bisa memotivasi kita melakukan hal besar.
Prinsip "Lakukan Sesuatu" bukan hanya membantu kita saat kita tergoda untuk menunda suatu pekerjaan, namun ini juga menjadi bagian dari proses mengadopsi nilai-nilai baru.Â
Jika Anda ada di tengah-tengah badai eksistensial dan segalanya terasa tak berarti---jika Anda menyadari kalau Anda telah melukai diri Anda sendiri dengan mengejar mimpi palsu, jika Anda merasa khawatir terhadap hal apa yang akan terjadi, atau jika Anda tahu bahwa ada beberapa ukuran yang lebih baik untuk menilai diri Anda tapi Anda tidak tahu yang mana---inti jawabannya sama: LAKUKAN SESUATU.
Tapi mari kita simpulkan isi dari tulisan ini karena sepertinya Anda sudah bosan membaca tulisan (payah) ini.