Mohon tunggu...
muhammad nurkholis
muhammad nurkholis Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

pelajar universitas negeri jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan serta Efektifitas Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19

31 Oktober 2022   22:55 Diperbarui: 31 Oktober 2022   23:09 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belajar aktif mengandung beberapa kiat yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan belajar aktif pada diri siswa serta menggali potensi siswa dan guru untuk sama -- sama berkembang dan berbagi pengetahuan, keterampilan, dan pengalama (Eveline Siregar, Hartini Nara:108).

Untuk membangun sikap aktif dalam diri peserta didik, pendidik berperan aktif sebagai fasilisator yang membantu memudahkan peserta didik dalam proses belajar, dengan melaksanakan kegiatan belajar yang bermakna, dan dapat mengelola sumber belajar yang diperlukan. Dalam belajar aktif juga menuntut keaktifan pendidik dan peserta didik untuk membangun interaki, sehingga terjalin komunikasi dua arah yang saling menguntungkan antara pendidik dan peserta didik.

Pembelajaran yang dilakukan secara daring dengan pemanfaatan teknologi serta penggunaan platform digital ini pendidik dapat mengembangkan kegiatan pembelajaran yang lebih kreatif, imajitatif dan inovatif dengan melibatkan peserta didik secara aktif guna untuk merangsang dan manantang dengan meningkatkan kreatifitas yang sesuai dengan karakteristik pelajaran dan karakteristik siswa.

Dengan keadaan seperti sekarang ini guru atau pendidik dituntut untuk lebih kreatif lagi untuk menyesuaikan keadaan lingkungan. Kurikulum sebagai salah satu elemen dari sistem pembelajaran memang tidak berada dalam ruang hampa udara, karena harus selalu mengikuti perkembangan kondisi lingkungan. Kurikulum yang sudah dengan demikian terstruktur dan sistematis ditetapkan sejak awal, harus segera diadaptasi dengan fakta bahwa siswa dalam kurun waktu yang tidak ada kepastian harus tetap berada di rumah. Walaupun dalam keadaan darurat, KBM harus terus berjalan, untuk tercapainya tujuan pendidikan.

Inovasi berasal dari kata latin innovation yang memiliki arti pembaharuan dan perubahan. Menurut Everett M. Rogers yang dikutip oleh Syaefudin (2011), bahwa inovasi adalah suatu ide, gagasan, kejadian, metode yang diamati sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang, baik berupa hasil invensi atau diskoveri yang diadakan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini yang dimaksud perubahan dikarenakan oleh situasi pandemi covid-19 yang tengah terjadi, yang mengharuskan inovasi perlu dilakukan di segala lini tak tertinggal juga bidang pendidikan. Di bidang pendidikan inovasi yang perlu dilakukan yaitu berupa inovasi kurikulum. Inovasi kurikulum ini berperan strategis karena akan bersentuhan langsung dengan berbagai pihak, terutama peserta didik. Inovasi kurikulum ini sejatinya mengandung makna serangkaian perubahan yang dilakukan pengembang kurikulum untuk beradaptasi dengan perkembangan lingkungan. Dengan demikian akan terdapat perubahan dalam hal tujuan, isi dan bahan pelajaran. Tiga poin inilah yang termasuk dalam komponen kurikulum yang merupakan ruang lingkup garapan bidang kegiatan belajar mengajar. Menurut Nasution (1993:4-7) komponen kurikulum terbagi kepada 4 bagian yaitu: 1) Tujuan, 2) Bahan pelajaran, 3) Proses belajar mengajar, 4) Penilaian. Pendapat Nasution ini secara mayoritas disepakati oleh para pengembang kurikulum di Indonesia dari tahun 1990-an sampai dekade sekarang. Komponen kurikulum berkaitan satu sama lainnya.

Komponen kurikulum yang pertama yaitu komponen tujuan, dimana komponen ini memiliki peran yang sangat strategis disebabkan menjadi awal dari yang memiliki pengaruh mengarahkan komponen lainnya. Tujuan merupakan bagian integral dalam sebuah perencanaan kurikulum karenanya semua sumber daya dapat dikerahkan secara optimal. Komponen tujuan ini juga harus mengalami perubahan dikarenakan kondisi pandemi yang terjadi saat ini, meskipun perubahannya tidak secara total tetap saja perlu adanya penambahan serta pengurngan guna beradaptasi di kondisi sekarang ini. Secara sosiologis tujuan kurikulum dapat kompaitable dalam keadaan yang sedang terjadi sekarang, perlu disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi yang tengah dialami sehingga dapat di implementasikan secara efektif. Perumusan tujuan yang jelas menurut Sanjaya (2007:98) membantu arah dan sasaran yang jelas yang harus dicapai oleh siswa, membantu pengembanngan kurikulum dalam mendesain sistem pembelajaran dan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. Pada aspek tujuan ini tidak akan mengalami perubahan pada tingkat tujuan pendidikan nasional dan institusional tetapi akan mengalami perubahan sedikit pada tujuan kurikuler dan tujuan instruksional.

Skenario pembelajaran perlu disiapkan secara matang dalam sebuah kurikulum pembelajaran yang memang dirancang berbasis internet. Mengimplementasikan pembelajaran berbasis internet bukan berarti sekedar meletakkan materi ajar pada web. Selain materi ajar, skenario pembelajaran perlu disiapkan dengan matang untuk mengundang keterlibatan peserta didik secara aktif dan konstruktif dalam proses belajar mereka (Hadi Elyas,2018). Maka strategi yang efektif harus dibuat agar pembelajaran tetap optimal. Dengan berkembangnya teknologi masa kini, pembelajaran bisa dilakukan dengan berbagai sarana misalnya: Media berbasis tex seperti; web, google classroom dan WA, Media sound dan text : WA, Media paduan audio dan video : Zoom, googlemeet, Media perpaduan text, share file, audio dan video yaitu aplikasi Lark. Dalam kaitan ini perlu juga dicermati tentang peran penting dari uji coba terhadap satu jenis aplikasi tertentu sebelum secara operasional diterapkan.

Guru dapat memilih media daring apa yang akan digunakan tergantung rumusan tujuan. Kemampuan guru memilih media dan kemampuan siswa untuk mengaksesnya perlu diperhatikan. Hanya saja dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh sangat bergantung dengan internet. Sementara itu kondisi siswa dan guru di Indonesia sangat beragam baik dari sisi finansial maupun lokasi yang terjangkau dengan internet. Untuk menggunakan fasilitas internet dibutuhkan Hand Phone atau komputer dan ketersediaan sinyal internet, tetapi tidak semua guru dan siswa memiliki fasilitas tersebut. Bagi guru dan siswa yang tidak ada hambatan dengan finansialdan sinyal internet memiliki banyak alternatif, tetapi sebaliknya bagi guru dan siswa yang memiliki hambatan finansial dan/sinyal maka akan mengalami kesulitan dalam melakukan proses pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas pemerintah dalam hal ini Kemendikbud memberikan solusi dengan memberlakukan layanan pembelajaran melalui media TVRI. Media TVRI pun belum maksimal karena pembelajaran melalui TV hanya berlangsung satu arah dan waktu yang sangat terbatas. Di lain pihak juga, belum semua wilayah yang terjangkau TV dan banyak warga masyarakat Indonesia belum memiliki TV. Dengan demikian pemerintah harus terus melakukan inovasi untuk dapat terlaksananya proses pembelajaran secara efektif.

Penggunaan berbagai platform digital dalam proses pembelajaran dimasa pandemi ini sangat lah bermanfaat, selain memudahkan pendidik dalam melakukan pengajaran dan penyampaian materi, serta bagi peserta didik juga dapat berguna dalam memperluas pengetahuan serta dapat dengan mudah mengakses bahan pembelajaran.

Selain itu, penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran bukan hanya digunakan pada saat masa pandemi ini saja, melainkan bisa digunakan juga setelah keadaan kembali normal dan sekolah menerapkan kembali proses pembelajaran tatap muka, dengan begitu penggunaan platform digital dan teknologi ini bisa dijadikan acuan peluang bagi pendidik dan peserta didik berupa pengalaman untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran.

Menurut Dewey, pengalaman adalah basis pendidikan, atau dalam terminologi Dewey sendiri "pengalaman" sebagai "sarana dan tujuan pendidikan".(John Dewey: 2004). Oleh karena itu, bagi John Dewey, pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu proses penggalian dan pengolahan pengalaman secara terus-menerus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun