Mohon tunggu...
Muhamad Zulhijrullah
Muhamad Zulhijrullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Semarang

Terus ingin belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Peran Anak Muda Dalam Melestraikan Tradisi Mappadendang

22 November 2024   10:03 Diperbarui: 22 November 2024   10:06 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

5. Peran Anak Muda dalam Melestarikan Tradisi Mappadendang

Anak muda memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keberlangsungan dan kelestarian budaya Mappadendang, sebuah warisan budaya leluhur yang kaya akan makna bagi suku Bugis. Selain sebagai ungkapan rasa syukur atas warisan budaya yang diterima dari generasi sebelumnya, partisipasi aktif dalam kegiatan Mappadendang menjadi salah satu cara utama bagi anak muda untuk mempertahankan dan mewariskan tradisi ini kepada generasi mendatang.

Dalam era globalisasi modern yang sering kali mengakibatkan tergerusnya nilai-nilai tradisional, anak muda juga memiliki tanggung jawab untuk mengadaptasi teknologi sebagai alat untuk mempromosikan dan melestarikan budaya Mappadendang. Dokumentasi dan penyebaran informasi melalui media sosial menjadi langkah efektif untuk meningkatkan eksposur dan pemahaman masyarakat akan pentingnya tradisi ini. Melalui video, foto, dan cerita yang dibagikan secara online, anak muda dapat memperkenalkan keindahan dan keunikan Mappadendang kepada khalayak yang lebih luas, bahkan hingga ke tingkat internasional. Selain itu, dukungan dari pemerintah setempat juga sangatlah penting dalam menjaga keberlangsungan tradisi ini. Melalui dukungan moral dan moril, serta kehadiran aktif dalam pelaksanaan Mappadendang, pemerintah setempat dapat memperkuat upaya anak muda dalam melestarikan kearifan lokal ini. Hal ini dapat dilakukan melalui penyediaan dana, fasilitas, dan pengakuan resmi terhadap kegiatan Mappadendang sebagai bagian integral dari kebudayaan suku Bugis.

Dengan sinergi yang kuat antara anak muda, teknologi, dan dukungan pemerintah, tradisi Mappadendang dapat terus hidup dan berkembang, serta diwariskan secara berkelanjutan kepada generasi mendatang. Langkah-langkah konkret seperti penyelenggaraan workshop, festival budaya, dan pelatihan tradisional dapat menjadi sarana yang efektif untuk melibatkan anak muda secara aktif dalam menjaga keberlangsungan budaya Mappadendang. Dengan demikian, warisan budaya leluhur suku Bugis ini akan tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari identitas dan kebanggaan masyarakat Bugis, serta menjadi sumber inspirasi dan kebanggaan bagi seluruh bangsa Indonesia.

6. Kerjasama Pemerintah dan Anak Muda dalam Melestarikan Tradisi Mappadendang

Anak muda memiliki peran penting dalam melestarikan tradisi Mappadendang, yang merupakan warisan budaya dari leluhur suku Bugis. Mereka tidak hanya terlibat dalam kegiatan tradisional ini, tetapi juga memanfaatkan teknologi untuk menyebarkan informasi melalui platform media sosial. Dukungan dari pemerintah setempat, baik dalam bentuk fasilitas  maupun pengakuan, sangat penting agar tradisi ini dapat terus dilestarikan. Melalui kerjasama antara pemuda, teknologi, dan pemerintah, tradisi ini dapat berkembang dan diteruskan ke generasi berikutnya, memperkuat identitas budaya masyarakat Bugis.

7. Dampak Positif Memilihara Kebudayaan Lokal

Pelestarian kebudayaan lokal memberikan manfaat besar, termasuk memperkuat identitas budaya dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, terutama melalui sektor pariwisata. Integrasi budaya lokal dalam pendidikan memungkinkan generasi muda untuk menghargai dan melestarikan warisan budaya mereka. Kegiatan budaya juga mempererat hubungan sosial dan mendukung kelestarian lingkungan. Selain itu, kebudayaan lokal menjadi sumber kreativitas, yang menginspirasi karya seni dan inovasi baru. Dengan demikian, pelestarian budaya lokal mendukung pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.

Kesimpulan

Tradisi Mappadendang merupakan bagian penting dari budaya masyarakat Bugis yang mengandung nilai sosial dan spiritual mendalam. Ritual ini dimulai sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen dan melibatkan partisipasi seluruh masyarakat, yang mempererat hubungan sosial dan menumbuhkan kebersamaan. Selain itu, kegiatan ini memiliki simbolisme yang menggambarkan hubungan manusia dengan alam serta penghormatan kepada kekuatan ilahi, sambil mengajarkan nilai-nilai gotong royong. Namun, tradisi ini menghadapi tantangan besar akibat modernisasi dan globalisasi. Perubahan pola hidup dan pengaruh budaya asing menjadi faktor yang mengancam keberlanjutannya, terutama di kalangan generasi muda. Rendahnya regenerasi nilai budaya serta kurangnya dukungan lembaga menjadi penghalang dalam pelestarian Mappadendang.

Untuk melestarikan tradisi ini, diperlukan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan generasi muda. Kebijakan pemerintah yang mendukung kebudayaan, serta kegiatan budaya dan pendidikan yang melibatkan masyarakat, akan memperkuat pelestarian tradisi ini. Anak muda, melalui keterlibatan langsung dan pemanfaatan teknologi, memiliki peran vital dalam menjaga keberlanjutan Mappadendang dan memperkenalkan nilai budaya ini kepada dunia yang lebih luas. Dengan dukungan yang sinergis dari berbagai pihak, tradisi ini akan tetap hidup dan melestarikan identitas budaya Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun