Mohon tunggu...
Muhamad Yus Yunus
Muhamad Yus Yunus Mohon Tunggu... Seniman - Sastrawan, dan Teaterawan

Lulusan Sarjana Sastra, Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Pamulang. Penulis buku, kumpulan puisi Dukri Petot: Gaya-gayaan, Novel Tidak ada Jalan Pulang Kecuali Pergi, Anak Imaji, dan Sandiwara Kita di dalam atau di Luar Panggung Sama Saja (2020) Guepedia. Pendiri Teater Lonceng, Tangsel. https://sites.google.com/view/myusyunus

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kenapa Perayaan May Day Selalu Orasi?

3 Mei 2023   07:25 Diperbarui: 18 Mei 2023   23:40 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walaupun dalam kenyataannya orang pintar mencari untung selalu pintar melihat celah keuntungan. Lalu kenapa setiap tahun kaum buruh masih harus berdemo untuk merayakan hari buruh nasional?

Pada abad ke 18 di Amerika Srikat, pemogokan pertama diduga berangkat dari gagasan dua orang yang bernama Peter McGuire dan Matthew Maguire. Mereka adalah seorang pekerja mesin dari Paterson, New Jersey. Usaha McGuire tidak hanya sampai di situ, Ia juga melanjutkan tujuannya hingga ke meja pengadilan. McGuire mengajak ratusan ribu pekerja untuk menuntut jam kerja yang lebih layak, di mana para pekerja pada era tersebut bekerja antara sembilan belas sampai dua puluh jam perharinya. 

Fakta yang ditemukan adalah bahwa angka demikian bukanlah hal yang manusiawi, mengingat pekerja juga membutuhkan waktu untuk beristirahat, dan menikmati hidup bersama keluarga. Semenjak saat itu, pada tahun 1872 McGuire dan para buruh lainnya menuntut reduksi jam kerja sebagai agenda bersama kelas pekerja di Amerika Srikat.

Si penggagas tidak hanya melakukan aksi demo, dan membawa masalah kaum buruh ke meja pengadilan, demi merealisasikan idenya Si Pengganggu Ketenangan Masyarakat ini (Julukan MicGuire kala itu) melakukan berbagai diskusi, berdialog dengan sesama buruh, pengangguran, dan berunding dengan pejabat pemerintah untuk bernegosiasi agar menyediakan pekerjaan dan upah jam lembur.

Pada tahun 1881 MiGuire berulah lagi dengan mengorganisasi para perajin, atau tukang kayu saat Ia pindah ke St. Louis, Missouri. Dengan kerja kerasnya menarik masa dari pekerja kayu, akhirnya di Chicago Ia dan kaumnya mendirikan sebuah persatuan yang mana di dalamnya berisi para pekerja kayu. Bersama dengan persatuan tersebut Miguire memiliki posisi sebagai Sekretaris Umum dari "United Brotherhood of Carpenters and Joiners of America". 

Dengan cepat persatuan ini telah menyebar ke berbagai penjuru negera. Hal pertama yang McGuire rencanakan bersama dengan kaumnya adalah menuntut hari libur di setiap hari senin pertama di bulan September.

Setahun berselang Si Pengganggu Ketenangan Masyarakat ini melancarkan aksi melalui Parade Hari Buruh yang diadakan di kota New York pada tanggal 5 September tahun 1882. Maguire dan McGuire bekerja cukup keras dan buah tindakannya menjadi sangat penting. 

Mereka membawa dua puluh ribu jiwa dengan spanduk-spanduk yang bertuliskan delapan jam kerja, delapan jam istirahat, dan delapan jam rekreasi. Tidak disangka usaha itu kemudian menular ke seluruh penjuru dan semua negara bagian merayakannya.

Hasilnya pada tahun 1887 negara bagian Amerika Sriket, yaitu Oregen adalah negera pertama yang menjadikan 5 September sebagai hari libur umum. Beberapa tahun kemudian tepatnya pada tahun 1894, Presiden Amerika Srikat Stephen Grover Cleveland yang menjabat pada 18 Maret 1837 sampai dengan 24 Juni 1908 itu menandatangani sebuah undang-undang yang berisi bahwa minggu bertama di bulan September adalah hari libur umum resmi nasional.

Di belahan dunia yang lain, sempat berlangsung Kongres Internasional Pertama yang diselenggarakan pada September 1866 di Jenewa, Swiss. Kongres ini dihadiri oleh berbagai elemen organisasi pekerja atau kaum buruh di berbagai belahan dunia.

Kongres tersebut menetapkan sebuah tuntutan untuk mereduksi jam kerja menjadi delapan jam dalam sehari. Sebagaimana batasan-batasan ini mewakili tuntutan umum seperti yang dirasakan oleh kelas pekerja, atau para buruh di Amerika Serikat, maka kongres mengubah tuntutan ini menjadi landasan umum kelas pekerja seluruh dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun