Semuanya memberikan sebuah nilai yang semu, kepalsuan belaka. Keramah-tamahan bisa muncul di berbagai aspek, tidak hanya sekedar bahasa lisan dan tubuh. Keramah-tamahan sebagai seseorang yang memiliki ilmu misalnya.Â
Ada banyak karyawan di Dinas Lingkungan hidup, yang entah relevan atau tidak dengan gelar mereka. Sementara kita masih melihat beberapa saudara yang berjuang hidup dilingkungan yang tidak ramah lagi.
Keramahan-tamahan saat ini dijadikan sebagai sebuah alat untuk mencari keuntungan. Ia dianggap sebagai suatu nilai yang dapat menghasilkan nominal rupiah.Â
Sementara keramah-tamahan sebagai manusia timur saat ini tidak dipahami sebagai sebuah kearifan lokal yang bernilai filsafat.
Dalih memahami keramah-tamahan sebagai ciri bangsa yang berdiam diri di belahan dunia bagian timur, justru malahan terdengar seperti omong kosong belaka.Â
Kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan, berdampak besar bagi kelangsungan hidup primata mereka, atau hadirnya doktrini modernisasi di negeri bagian timur menunjukan ketidak ramah-tamahan kepada kehidupan tradisional yang alami.Â
Mungkin beberapa tahun ke depan, kita tidak lagi melihat saudara di timur mengenakan koteka, atau menombak ikan di sungai mereka menjadi hal yang tidak biasa, dan mungkin Honai tidak lagi menjadi tempat berteduh untuk bercengkerama dengan sanak keluarga.Â
Kita harus kembali menjadi orang timur yang penuh dengan keramah-tamahan, bukan untuk mencari banyak jumlah wisatawan. Bukan pula untuk dijadikan kebanggan.Â
Keramah-tamahan tidak sekedar bahasan tubuh dan lisan. Maka perlulah kita melihat masalah lain yang sedang terjadi dengan pandangan yang berbeda, bukan hanya dengan pandangan rupiah dan keuntungan. Tapi juga menggunakan pandangan keilmuan, rasa tanggung jawab sebagai insan yang memiliki pengetahuan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI