Mohon tunggu...
Muhamad Rafli Pribadi
Muhamad Rafli Pribadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Mercubuana

NIM : 43223010022 Jurusan : Akuntansi Kampus : Universitas Mercu Buana Jakarta Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram Pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

28 November 2024   15:43 Diperbarui: 28 November 2024   15:43 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Kebatinan adalah salah satu aspek kearifan lokal Indonesia yang menekankan pada pengendalian diri, pencapaian harmoni batin, dan pengenalan jati diri. Salah satu tokoh yang memiliki pemikiran mendalam tentang kebatinan adalah Ki Ageng Suryomentaram, seorang pemikir dan filsuf Jawa yang lahir pada tahun 1892 di lingkungan keluarga keraton Yogyakarta. Ia dikenal karena gagasannya yang sederhana namun mendalam, yang relevan hingga saat ini dalam membangun manusia yang berintegritas, khususnya dalam upaya pencegahan korupsi dan transformasi kepemimpinan diri.

Latar Belakang Ki Ageng Suryomentaram

Ki Ageng Suryomentaram adalah putra Sultan Hamengkubuwono VII. Meski berasal dari keluarga bangsawan, ia memilih meninggalkan kehidupan istana untuk menjalani kehidupan sederhana sebagai rakyat biasa. Keputusannya ini dilandasi keinginannya untuk mendalami makna hidup sejati dan menjauh dari godaan kekuasaan dan kemewahan. Ia kemudian mempelajari filsafat, psikologi, dan kebatinan, yang mengantarnya pada pemahaman bahwa kebahagiaan sejati tidak bergantung pada kekayaan atau jabatan, melainkan pada kemampuan seseorang memahami diri dan menerima kehidupan dengan sikap ikhlas.

Ajaran kebatinannya banyak dituangkan dalam konsep yang dikenal sebagai ngudi kawruh pribadi, yakni usaha mengenali jati diri secara mendalam. Bagi Ki Ageng, pemahaman tentang diri sendiri adalah kunci utama untuk mencapai kebahagiaan sejati, bebas dari konflik batin, dan mampu hidup secara harmonis dengan orang lain.

Pokok-Pokok Ajaran Kebatinan Ki Ageng Suryomentaram

  1. Pengendalian Diri
    Salah satu inti ajaran Ki Ageng adalah pentingnya pengendalian diri sebagai fondasi kehidupan. Ia percaya bahwa ketidakmampuan manusia mengendalikan keinginan duniawi sering kali menjadi sumber masalah, termasuk korupsi. Pengendalian diri ini mencakup kemampuan untuk mengenali kebutuhan yang esensial, membedakan antara keinginan dan kebutuhan, serta menahan diri dari hal-hal yang berpotensi merugikan diri sendiri maupun orang lain.
  2. Keseimbangan Batin
    Keseimbangan batin, atau tentreming manah, adalah keadaan di mana seseorang mampu menerima segala kondisi hidup dengan penuh keikhlasan. Dalam konteks modern, keseimbangan batin ini menjadi fondasi penting untuk mencegah seseorang tergoda oleh hal-hal yang tidak etis, seperti korupsi.
  3. Kesederhanaan Hidup
    Ki Ageng menekankan pentingnya sikap hidup sederhana (narima ing pandum). Sikap ini mengajarkan manusia untuk merasa cukup dengan apa yang dimiliki, mengurangi sifat serakah, dan menghargai kebahagiaan yang sederhana.
  4. Pengenalan Diri (Ngudi Kawruh Pribadi)
    Proses mengenal diri sendiri adalah inti dari transformasi yang diajarkan Ki Ageng. Melalui refleksi mendalam, seseorang dapat memahami sumber keinginan, ketakutan, dan kebahagiaan sejati, yang semuanya membantu dalam mengarahkan perilaku yang lebih baik.

Powerpoint Dokpri
Powerpoint Dokpri

Relevansi Kebatinan dengan Pencegahan Korupsi

Korupsi adalah salah satu permasalahan yang sering kali berakar pada ketidakmampuan individu mengendalikan hawa nafsu. Dalam hal ini, ajaran kebatinan Ki Ageng Suryomentaram memiliki relevansi besar:

  1. Korupsi dan Ketidakpuasan Diri
    Banyak kasus korupsi terjadi karena individu tidak merasa puas dengan apa yang dimiliki. Dengan menginternalisasi ajaran tentang kesederhanaan dan rasa cukup, seseorang dapat mengurangi dorongan untuk bertindak serakah atau melanggar hukum.
  2. Pencegahan Melalui Pengendalian Diri
    Kebatinan mengajarkan bahwa pengendalian diri adalah langkah awal untuk menghindari tindakan yang merugikan. Dalam konteks birokrasi dan kehidupan kerja, pengendalian diri ini dapat mencegah seseorang tergoda menerima suap atau menyalahgunakan wewenang.
  3. Pembentukan Integritas Pribadi
    Dengan memahami ajaran tentang keseimbangan batin dan pengenalan diri, individu dapat membangun integritas yang kuat. Integritas ini tidak hanya melindungi mereka dari godaan korupsi, tetapi juga menjadi teladan bagi lingkungan sekitar.

Kebatinan dalam Transformasi Kepemimpinan Diri

Transformasi kepemimpinan diri adalah proses di mana seseorang mampu mengarahkan dirinya sendiri untuk mencapai potensi terbaik, menjalani hidup dengan nilai-nilai yang benar, dan memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar. Ajaran Ki Ageng Suryomentaram sangat mendukung proses ini melalui pendekatan-pendekatan berikut:

  1. Pengenalan Diri sebagai Dasar Kepemimpinan
    Seorang pemimpin yang baik harus terlebih dahulu memahami dirinya sendiri. Dengan menerapkan konsep ngudi kawruh pribadi, individu dapat mengenali kekuatan dan kelemahan dirinya, yang merupakan dasar penting untuk kepemimpinan yang efektif.
  2. Keseimbangan dalam Pengambilan Keputusan
    Dalam kehidupan modern, pemimpin sering dihadapkan pada situasi yang kompleks dan penuh tekanan. Keseimbangan batin yang diajarkan Ki Ageng dapat membantu individu membuat keputusan yang bijaksana tanpa terpengaruh oleh tekanan eksternal atau emosi negatif.
  3. Keteladanan Melalui Kesederhanaan
    Pemimpin yang menjalankan hidup sederhana dan menunjukkan sikap narima ing pandum akan lebih dihormati oleh bawahannya. Sikap ini juga menjadi contoh nyata bagaimana kebahagiaan dan keberhasilan tidak selalu diukur oleh materi atau jabatan.
  4. Pengendalian Diri dalam Situasi Krisis
    Pengendalian diri sangat penting bagi seorang pemimpin, terutama dalam situasi yang penuh godaan atau konflik. Ajaran kebatinan membantu individu untuk tetap tenang, bijaksana, dan bertindak sesuai dengan prinsip yang benar.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun