Mohon tunggu...
Muhamad Abdul Malik Kholidin
Muhamad Abdul Malik Kholidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Magister Akuntansi - NIM 55523110001 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Dosen : Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tugas Besar 2_Pemeriksaan pajak_Diskursus Model Dialektika Hegelian dan Hanacaraka pada Auditing Perpajakan_Prof. Dr. Apollo, S.E., Ak., M.Si., CIFM.,

30 November 2024   07:14 Diperbarui: 30 November 2024   07:14 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Modul Pembelajaran Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Filosofi Hanacaraka, yang terkait dengan aksara Jawa, memiliki hubungan erat dengan konsep ketuhanan dan moralitas dalam praktik audit. Disisi lain, konsep ketuhanan dalam pemikiran Hegelian memiliki dampak yang signifikan terhadap etika dan tanggung jawab auditor. Hegel melihat Tuhan sebagai "Roh Absolut," yang menjadi pusat dari segala kebenaran dan moralitas. Berikut adalah penjelasan mengenai hubungan kedua Dialektika tersebut:

Hubungan antara Hanacaraka dan Konsep Ketuhanan

  • Makna Simbolis Aksara: Setiap huruf dalam Hanacaraka mengandung makna yang berkaitan dengan konsep ketuhanan. Misalnya, huruf-huruf seperti "Ha" (ada) dan "Na" (utusan) menggambarkan eksistensi manusia sebagai utusan Tuhan yang memiliki tanggung jawab untuk menjaga keharmonisan antara jiwa dan raga. Hal ini mencerminkan pandangan bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam menjalankan tugas spiritual dan moral di dunia.
  • Tiga Unsur Utama: Dalam aksara Jawa terdapat tiga unsur penting: Tuhan, manusia, dan kewajiban manusia sebagai ciptaan-Nya. Ini menunjukkan bahwa dalam setiap tindakan, termasuk dalam praktik audit, harus ada kesadaran akan hubungan antara manusia dan Tuhan serta tanggung jawab moral yang melekat pada setiap individu.
  • Spiritualitas dalam Praktik Audit: Filosofi Hanacaraka menekankan pentingnya spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks audit, auditor diharapkan tidak hanya berfokus pada aspek teknis dan finansial, tetapi juga mempertimbangkan dimensi etika dan moralitas. Hal ini sejalan dengan prinsip bahwa auditor bertindak sebagai penjaga integritas dan akuntabilitas dalam organisasi.

Hubungan antara Hanacaraka dan Moralitas dalam Praktik Audit

  • Nilai Etika: Aksara Hanacaraka mengajarkan nilai-nilai moral yang mendasari perilaku manusia. Misalnya, makna dari huruf "Ma" (menerima) dan "Ga" (berusaha) menunjukkan pentingnya sikap pasrah terhadap takdir sambil tetap berusaha menjalani hidup dengan baik. Dalam praktik audit, auditor harus menerapkan nilai-nilai ini untuk memastikan bahwa mereka bertindak adil dan objektif dalam penilaian mereka.
  • Kesadaran akan Tanggung Jawab: Konsep moralitas yang terkandung dalam Hanacaraka mendorong individu untuk menyadari tanggung jawab mereka terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Dalam konteks audit, ini berarti bahwa auditor harus mempertimbangkan dampak sosial dari laporan audit mereka serta berusaha untuk menciptakan transparansi dan keadilan.
  • Integrasi Spiritual dan Praktis: Praktik audit yang baik tidak hanya melibatkan keterampilan teknis tetapi juga kesadaran spiritual. Filosofi Hanacaraka mendorong auditor untuk mengintegrasikan nilai-nilai spiritual ke dalam praktik profesional mereka, sehingga menghasilkan keputusan yang tidak hanya benar secara hukum tetapi juga etis dan bermoral.

Dengan demikian, filosofi Hanacaraka memberikan kerangka kerja yang kaya untuk memahami hubungan antara ketuhanan dan moralitas dalam praktik audit. Hal ini menggarisbawahi pentingnya integritas, tanggung jawab sosial, dan kesadaran spiritual dalam menjalankan fungsi audit secara efektif.

Hubungan antara Hegelian dan Konsep Ketuhanan

  • Tuhan sebagai Kebenaran Absolut

Hegel berargumen bahwa Tuhan adalah kebenaran yang tertinggi dan absolut. Dalam konteks audit, ini berarti bahwa auditor harus berkomitmen untuk mencari dan menyajikan kebenaran dalam laporan mereka. Auditor, sebagai penjaga integritas informasi keuangan, memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan bahwa semua informasi yang disampaikan akurat dan dapat diandalkan. Dengan memahami Tuhan sebagai kebenaran, auditor diharapkan untuk tidak hanya mematuhi aturan dan regulasi tetapi juga untuk bertindak sesuai dengan prinsip moral yang lebih tinggi.

  • Kesadaran Moral

Hegel menekankan pentingnya kesadaran moral dalam tindakan manusia. Auditor harus memiliki kesadaran akan dampak dari keputusan mereka terhadap berbagai pemangku kepentingan, termasuk masyarakat luas. Dalam hal ini, auditor tidak hanya bertindak sebagai pengamat yang objektif, tetapi juga sebagai individu yang menyadari tanggung jawab sosial mereka. Kesadaran moral ini mendorong auditor untuk mempertimbangkan etika dalam setiap langkah audit, termasuk dalam pengambilan keputusan.

  • Proses Dialektika

Proses dialektika Hegelian tesis, antitesis, dan sintesis dapat diterapkan dalam praktik audit untuk menganalisis situasi secara mendalam. Tesis dapat berupa kebijakan atau prosedur yang ada, antitesis merupakan temuan atau pelanggaran yang diidentifikasi selama audit, dan sintesis adalah rekomendasi perbaikan yang mengintegrasikan elemen - elemen dari kedua sisi tersebut. Pendekatan ini memungkinkan auditor untuk mencapai pemahaman yang lebih tinggi tentang kondisi organisasi dan menciptakan solusi yang lebih efektif.

  • Tanggung Jawab Terhadap Kesejahteraan Sosial

Konsep ketuhanan dalam Hegelian juga menekankan bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab terhadap kesejahteraan sosial. Auditor harus menyadari bahwa laporan mereka dapat mempengaruhi keputusan bisnis dan kebijakan publik. Oleh karena itu, auditor diharapkan untuk memberikan rekomendasi yang tidak hanya memenuhi kepatuhan hukum tetapi juga mendukung pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan.

  • Refleksi dan Pembelajaran Berkelanjutan

Hegel menganggap bahwa proses pembelajaran adalah bagian integral dari perkembangan kesadaran manusia. Dalam praktik audit, auditor harus terus belajar dari pengalaman sebelumnya dan melakukan refleksi atas tindakan mereka. Hal ini menciptakan siklus perbaikan berkelanjutan dalam praktik audit yang mendukung integritas dan akuntabilitas.

Hubungan antara Hegelian dan Moralitas dalam Praktik Audit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun