Mohon tunggu...
Muhamad Abdul Malik Kholidin
Muhamad Abdul Malik Kholidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Magister Akuntansi - NIM 55523110001 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Dosen : Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tugas Besar 2_Pemeriksaan pajak_Diskursus Model Dialektika Hegelian dan Hanacaraka pada Auditing Perpajakan_Prof. Dr. Apollo, S.E., Ak., M.Si., CIFM.,

30 November 2024   07:14 Diperbarui: 30 November 2024   07:14 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Modul Pembelajaran Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Dialektika Hanacaraka:

  • Proses analisis lebih bersifat reflektif dan holistik, mengintegrasikan nilai-nilai etika dan moral dalam setiap langkah audit.
  • Auditor diharapkan untuk merenungkan dampak sosial dari temuan mereka, serta mempertimbangkan bagaimana rekomendasi mereka dapat mendukung kesejahteraan masyarakat.
  • Hasil yang Dicapai

Dialektika Hegelian:

  • Hasil analisis cenderung menghasilkan rekomendasi yang berfokus pada perbaikan sistem dan peningkatan efisiensi operasional. Pendekatan ini dapat membantu organisasi dalam mengatasi masalah dengan cara yang lebih terstruktur dan logis.
  • Mendorong auditor untuk terus belajar dari pengalaman sebelumnya, menciptakan siklus perbaikan berkelanjutan.

Dialektika Hanacaraka:

  • Hasil analisis lebih menekankan pada penciptaan sistem yang adil dan bertanggung jawab secara sosial. Rekomendasi auditor tidak hanya berfokus pada kepatuhan hukum tetapi juga pada dampak sosial dari praktik bisnis.
  • Mendorong kesadaran akan tanggung jawab moral auditor terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar.

Kesimpulan

Dengan menggabungkan pendekatan dialektika Hegelian dan Hanacaraka dalam audit pajak, sistem perpajakan dapat menjadi lebih efisien dan adil. Pendekatan ini tidak hanya fokus pada aspek teknis audit tetapi juga mempertimbangkan nilai-nilai moral dan sosial, sehingga menciptakan lingkungan yang mendukung kepatuhan wajib pajak dan meningkatkan penerimaan negara secara keseluruhan. Integrasi ini juga mendorong kolaborasi antara instansi pemerintah dan masyarakat, menjadikan proses audit sebagai sarana untuk mencapai tujuan bersama demi kesejahteraan masyarakat.

Konsep ketuhanan dalam Hanacaraka memberikan dasar filosofis yang kuat bagi auditor untuk menjalankan tugas mereka dengan etika dan tanggung jawab tinggi. Dengan memahami peran mereka sebagai utusan Tuhan, auditor diharapkan dapat memberikan kontribusi positif tidak hanya terhadap laporan keuangan tetapi juga terhadap masyarakat secara keseluruhan. Ini menciptakan lingkungan audit yang lebih transparan, adil, dan bertanggung jawab.

Konsep ketuhanan dalam pemikiran Hegelian memberikan landasan filosofis yang kuat bagi auditor untuk menjalankan tugas mereka dengan etika dan tanggung jawab tinggi. Dengan memahami peran mereka sebagai bagian dari sistem yang lebih besar baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat auditor dapat memberikan kontribusi positif terhadap integritas laporan keuangan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kualitas audit tetapi juga memperkuat kepercayaan publik terhadap profesi akuntansi dan audit.

Konsep ketuhanan dalam pemikiran Hegelian memberikan landasan filosofis bagi auditor untuk menjalankan tugas mereka dengan etika dan tanggung jawab tinggi. Dengan memahami peran mereka dalam konteks yang lebih luas sebagai individu yang mencari kebenaran dan bertanggung jawab terhadap masyarakat auditor dapat memberikan kontribusi positif terhadap integritas laporan keuangan serta kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kualitas audit tetapi juga memperkuat kepercayaan publik terhadap profesi akuntansi dan audit.

Baik dialektika Hegelian maupun Hanacaraka menawarkan pendekatan yang berharga dalam penerapan audit. Dialektika Hegelian memberikan kerangka kerja sistematis untuk analisis kritis, sementara dialektika Hanacaraka menambahkan dimensi etika dan tanggung jawab sosial. Integrasi kedua pendekatan ini dapat menciptakan sistem audit yang tidak hanya efisien tetapi juga adil, memberikan manfaat bagi organisasi serta masyarakat secara keseluruhan.

Referensi :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun