Mohon tunggu...
Muhamad Abdul Malik Kholidin
Muhamad Abdul Malik Kholidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Magister Akuntansi - NIM 55523110001 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Pemeriksaan Pajak - Dosen : Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Quiz 10 Pemeriksaan Pajak Model Pemeriksaan Penagihan Pajak Transsubstansi Pemikiran Aristotle_Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV

19 November 2024   16:28 Diperbarui: 19 November 2024   16:36 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep Pajak dalam Perspektif Filosofis

Pajak adalah kontribusi wajib yang dibayarkan oleh individu atau entitas kepada negara. Menurut Aristotle, pajak adalah alat yang digunakan oleh negara untuk mencapai kebaikan bersama. Dalam bukunya yang berjudul "Politika", Aristotle menekankan pentingnya keadilan sosial dalam pengumpulan pajak (Aristotle, 1998). Ia berargumen bahwa pajak memiliki dua tujuan utama: untuk menyediakan dana bagi kepentingan umum dan untuk mengurangi ketidakadilan sosial. Oleh karena itu, pajak bukan sekadar alat pemungutan, tetapi juga merupakan instrumen keadilan.

Pemikiran Aristotle: Substansi dan Atribut

Dalam filosofi Aristotle, terdapat dua konsep penting: substansi (ousia) dan atribut (symbebekos). Substansi adalah inti dari suatu objek, sedangkan atribut merupakan karakteristik yang melengkapi dan mendefinisikan objek tersebut (Aristotle, 1999). Dalam konteks pemeriksaan penagihan pajak, substansi dapat dipahami sebagai tujuan dan prinsip dasar pajak, sedangkan atribut mencakup proses, prosedur, dan kebijakan yang diadopsi dalam pemeriksaan.

Aristotle, seorang filsuf Yunani yang berpengaruh, mengemukakan beberapa konsep tentang kategori dalam upaya untuk memahami realitas dan struktur dunia. Dalam karyanya yang berjudul "Categories", ia membagi objek menjadi sepuluh kategori dasar. Namun, seringkali hanya sembilan yang dianggap sebagai "kategori" karena kategori kesepuluh adalah "kualitas" dan kadang dianggap sebagai subset dari kategori lainnya. Berikut adalah sembilan objek atau kategori yang diusulkan oleh Aristotle:

1. Substansi (Substance): Ini adalah kategori yang paling fundamental. Substansi merujuk pada apa yang ada secara independen, seperti individu atau entitas tertentu. Misalnya, "manusia", "kuda", atau "copo".

2. Kuantitas (Quantity): Kategori ini merujuk pada ukuran atau jumlah dari substansi, seperti "lima meter", "tiga kilogram", atau "dua orang".

3. Kualitas (Quality): Ini merujuk pada sifat atau karakteristik yang melekat pada substansi, seperti "warna merah", "ukuran besar", atau "sifat baik".

4. Hubungan (Relation): Kategori ini merujuk pada posisi atau hubungan substansi dengan yang lain, seperti "lebih besar daripada", "saudara dari", atau "bekerja untuk".

5. Tempat (Place): Kategori ini menunjukkan lokasi substansi, seperti "di pasar", "di rumah", atau "di sekolah".

6. Waktu (Time): Terkait dengan kapan substansi eksis atau terjadi, seperti "kemarin", "sekarang", atau "tahun lalu".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun