"Aku harus menyelidiki ini," gumam Adit pada dirinya sendiri. Dengan keris di tangan, dia melangkah perlahan ke dalam hutan. Dia mengingat semua yang telah mereka lalui dan tahu bahwa meskipun mereka telah menang beberapa kali, ancaman kegelapan selalu bisa muncul kembali.
Ketika dia sampai di clearing, Adit melihat sosok misterius berdiri di sana. Sosok itu mengenakan jubah hitam dan matanya bersinar tajam. "Adit," katanya dengan suara yang menggetarkan. "Kau masih ingat aku?"
"Aku ingat. Kau tidak bisa mengalahkan kami. Kami akan selalu melindungi hutan ini!" Adit menjawab dengan tegas.
"Betapa naifnya kau, Adit. Kegelapan tidak akan pernah mati. Dan kali ini, aku datang dengan kekuatan yang lebih besar," sosok itu tertawa, dan bayangan gelap mulai muncul di sekelilingnya.
Adit merasakan ketegangan di udara. Dia tahu ini bukan pertempuran biasa. "Kami sudah siap. Kami tidak akan mundur!" dia berteriak.
"Lihatlah kekuatan sejati kegelapan!" sosok itu berteriak, dan bayangan-bayangan itu mulai mendekat.
Adit mengangkat kerisnya, merasakan cahaya mengalir dari dalam. "Kita bersatu!" dia berteriak, memanggil teman-temannya. Bersama-sama, mereka membentuk lingkaran di sekitar keris.
Cahaya bersinar lebih terang, dan saat sosok itu maju, mereka meluncurkan serangan cahaya. Bayangan mulai terpecah, tetapi sosok itu masih berdiri, tampak semakin marah.
"Kau pikir cahaya bisa mengalahkan kegelapan? Kegelapan ini tidak akan pernah hilang!" dia berteriak, mengeluarkan gelombang energi gelap yang sangat kuat.
Adit dan teman-temannya merasa terombang-ambing, tetapi mereka tetap berpegang teguh pada keyakinan mereka. "Kita tidak akan menyerah!" mereka semua berseru, berusaha mengalirkan energi lebih banyak ke keris.
Cahaya dari keris membanjiri clearing, mengusir bayangan gelap dan membuat sosok itu terhenti sejenak. "Cahaya dan persahabatan akan selalu menang!" Adit teriak, maju dengan percaya diri.