Saat tiba di clearing, dia melihat sosok besar berdiri di tengah hutan. Sosok itu memiliki mata yang bersinar merah dan aura gelap yang menakutkan. "Adit," suara itu bergema, menggetarkan pohon-pohon di sekitarnya. "Kau telah mengganggu rencana kami. Sekarang, kau akan membayar."
Adit merasakan ketakutan menyelimuti dirinya, tetapi dia berusaha tetap tenang. "Apa yang kau inginkan?" tanyanya, suaranya bergetar.
"Kegelapan tidak bisa dihentikan. Kami akan kembali, dan kali ini, kau tidak akan bisa melawan kami!" sosok itu berteriak, dan gelombang kegelapan melanda clearing.
Adit mengangkat keris dengan tangan bergetar. "Kami akan selalu melawan kegelapan! Kami tidak akan membiarkanmu mengambil alih hutan ini!" teriaknya.
Tiba-tiba, sosok itu mulai bergerak maju, dan Adit merasa jantungnya berdegup kencang. Dia berusaha berfokus pada kekuatan keris yang ada di tangannya. "Cahaya tidak akan pernah kalah!" dia berseru, dan cahaya dari keris mulai bersinar lagi.
Namun, sosok itu tampak semakin kuat. "Kau tidak tahu kekuatan sejati dari kegelapan! Kau akan melihat betapa lemahnya cahaya ketika dihadapkan pada kegelapan!" suara itu menggema di sekelilingnya.
Adit merasa terdesak, tetapi dia tidak bisa mundur. Dia memanggil teman-temannya dengan sekuat tenaga. "Budi! Sarah! Lina! Ayo cepat!"
Dalam sekejap, teman-temannya muncul, dan mereka semua berdiri di samping Adit. "Kami di sini, Adit!" mereka berseru, siap untuk melawan.
"Bersama, kita bisa mengalahkan kegelapan!" Adit berteriak. Mereka membentuk lingkaran, saling berpegangan tangan, dan mengalirkan energi ke keris.
Cahaya dari keris memancar lebih kuat dari sebelumnya, dan saat sosok besar itu mendekat, mereka bersatu dalam satu serangan. "Cahaya akan mengalahkan kegelapan!" mereka semua berteriak bersama.
Sosok itu terhenti sejenak, terkejut oleh kekuatan persatuan mereka. Namun, dia segera bangkit kembali. "Kau masih tidak mengerti. Kegelapan ini tidak bisa dihentikan dengan cara biasa," dia berkata, dan mengeluarkan gelombang energi gelap yang lebih besar.