Mohon tunggu...
Tari Abdullah
Tari Abdullah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama lengkap Mudjilestari tapi lebih sering disapa dengan Tari Abdullah profesi sebagai penulis, conten creator, dan motivator. Ibu dari 4 anak berstatus sebagai single parent. Berdarah campuran sunda - jawa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bahagia Lintang

1 Juli 2020   05:58 Diperbarui: 1 Juli 2020   05:57 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/bahagia/photo:doc.pri

Hari berlalu seakan berpacu dengan waktu, bulan terus berganti, namun belum ada perubahan pada diri Lintang, senyumnya masih jarang, bahkan aktifitas pun dilalui dalam diam.Sitha dan Gischa prihatin dengan perubahan Lintang, khawatir kesedihan akan berpengaruh pada kesehatan Lintang. Meski ia selalu berkata baik-baik saja, tapi kedua sahabatnya tahu benar bahwa Lintang sedang tak baik-baik saja.

Sore itu Lintang duduk di teras menikmati hujan yang turun dengan damai menjelang senja. Sesekali Lintang memejamkan mata, menghirup dalam-dalam aroma petrikor hingga memenuhi rongga dadanya. Lintang membayangkan ia berlari masuk dalam derai hujan agar bisa menangis tanpa seorang pun tahu air mata kesedihan  dan kehilangan yang tersembunyi di antara buliran air hujan.

"Hai... " Sitha menyentuh lembut bahunya. Lintang menoleh terkejut,  ada Gischa yang juga menghampiri dan mengambil tempat duduk di sebelahnya.

Lintang memandang kedua sahabatnya, bertanya-tanya dalam hati, intuisinya mengatakan ada sesuatu  jika keduanya datang bersamaan.

"Lintang, kita tahu benar hatimu masih terluka, tapi sampai kapan kamu mau seperti ini terus? Kamu juga sudah terlalu lama menjanda, dan beberapa kali sempat ingin menikah walau gagal, kenapa nggak mencoba lagi untuk move on?" Sitha membuka pembicaraan.

"Move on dan membuka hati kembali, dibarengi dengan move up, berikhtiar dan lebih mendekatkan diri pada Allah, agar hatimu lapang dan ikhlas pada takdir-Nya." Gischa menimpali

"Menjanda berlama-lama juga nggak baik,"

Lintang menghela nafas panjang, pandangannnya menerawang.

"Entahlah aku belum bisa."

"Belum bisa karena kamu tidak berusaha membuka hati untuk orang lain," tandas Sitha.

"Begini saja, Mumpung ada laki-laki yang bersungguh-sungguh ingin menikah sama kamu, gimana kalau kamu pertimbangkan?" tanya Sitha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun