Mohon tunggu...
Tari Abdullah
Tari Abdullah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama lengkap Mudjilestari tapi lebih sering disapa dengan Tari Abdullah profesi sebagai penulis, conten creator, dan motivator. Ibu dari 4 anak berstatus sebagai single parent. Berdarah campuran sunda - jawa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita di Pantai Carita

18 Mei 2020   04:29 Diperbarui: 18 Mei 2020   04:43 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/cerita/photo:doc.pri

"Apa yang mau kamu tanyakan?"

"Apa pendapatmu tentang Homo erectus commitment phobe, manusia yang mempunyai ketakutan terhadap komitmen," Pertanyaan Lintang membuat kening Remund mendadak berkerut.

"Apakah itu yang membuatmu tidak menikah lagi?" Lintang menatap Remund tajam, tapi buru-buru ia menunduk.

"Maaf, tidak usah dijawab kalau kamu tidak mau. Anggap saja pertanyaanku ngelantur."

Remund balas menatap Lintang tajam.

"Kau yakin ingin tahu jawabnya?" Lintang mengangguk.

"Dulu aku sering ganti-ganti wanita. Tapi tak pernah ada yang benar-benar membuatku jatuh cinta.  Seperti yang kau tanyakan, bahwa secara ilmiah pria dapat memisahkan cinta dan seks, tetapi wanita tidak bisa. Itulah kenapa sebagian laki-laki takut untuk berkomitment"

"Aku pernah baca, delapan puluh persen tipikal laki-laki seperti itu kan? Contohnya Don Juan, Casanova, Lothario dan masih banyak lagi." Lintang mencari kebenaran kalimatnya di mata Remund.

"Ehmmm.. aku membaca sebuah novel karya Laura Zigman, Animal Husbandry" Lintang mempertegas. Remund tertawa, membuat Lintang  melotot penasaran.

Percakapan mereka terhenti ketika pelayan mengantarkan menu pesanan. Lalu mereka menikmati makanan sambil terus berdiskusi dan bercerita pengalaman masing-masing.

"Lintang," bisik Remund. Sorot mata laki-laki itu akhirnya melelehkan hati Lintang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun