Mohon tunggu...
Tari Abdullah
Tari Abdullah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Nama lengkap Mudjilestari tapi lebih sering disapa dengan Tari Abdullah profesi sebagai penulis, conten creator, dan motivator. Ibu dari 4 anak berstatus sebagai single parent. Berdarah campuran sunda - jawa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita di Pantai Carita

18 Mei 2020   04:29 Diperbarui: 18 Mei 2020   04:43 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/cerita/photo:doc.pri


Seminggu ini seorang cheef Restoran absen, dan suasana liburan membuat pengunjung Restoran tak pernah sepi sehingga memaksa Remund turun tangan sendiri dari mulai meracik bumbu hingga menyiapkan menu pesanan.

Setiap hari Lintang datang membantu, dan nampaknya walau Remund belum bisa mengajaknya jalan-jalan seperti yang dijanjikan, Lintang tak keberatan. Ia justru menikmati hari-harinya di Restoran, dengan begitu ia bisa lebih mengetahui keseharian Remund tanpa kepura-puraan.

Biasanya setelah Restoran tutup Remund akan mengantar Lintang kembali ke hotel tempatnya menginap. Memanfaatkan sedikit waktu untuk mengobrol dan mengakrabkan diri.

Ternyata sebenarnya Lintang sangat enak diajak bicara, perempuan itu cukup berkelas dengan pengetahuannya yang tak bisa diremehkan. Biasanya di sela waktu luang, mereka bicara tentang banyak hal, dari mulai musik, film, buku, dan travelling. Lintang begitu antusias mendengarkan pengalaman Remund mengunjungi tempat-tempat dari satu negara ke negara lain di masa mudanya.

"Kau tahu.. Sejak kecil aku ingin pergi keliling dunia. Bahkan aku pernah bercita-cita memiliki sebuah rumah yang indah di tepi pantai," gumam Lintang seolah sedang membagikan mimpi masa kecilnya.

"Kau suka pantai?

Lintang mengangguk, tapi sesaat kemudian menerawang.  

Remund menangkap kesedihan dalam kalimat Lintang, tapi ia tak berani menanyakan. Sejauh ini Remund hanya menjadi pendengar, tak pernah memaksa Lintang bicara masalah pribadinya, tapi Remund tidak suka setiap kali melihat  sepasang mata indah perempuan cantik itu berselimut kabut. Remund  benci melihat Lintang tidak bahagia.

"Semoga satu saat keinginanmu tercapai," ujar Remund memberi semangat.

Lalu dengan segera Lintang akan mengganti topik pembicaraan, dia menyesal dirinya begitu mudah terbawa perasaan.

Akhirnya setelah satu minggu absen Cheef Riffzi masuk juga. Remund mengirimkan pesan whatsapp singkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun