Mohon tunggu...
Muda Isriyah
Muda Isriyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Konselor, Dosen, Penulis, Asesor BAN PAUD dan PNF

menulislah agar dikenang selamanya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inklusivitas di Dunia Digital

30 Desember 2024   14:14 Diperbarui: 30 Desember 2024   14:14 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

5. Sistem Ujian Daring yang Diskriminatif

  • Implementasi: Banyak sekolah menggunakan ujian berbasis daring dengan sistem waktu tetap. Siswa yang tinggal di daerah dengan koneksi internet tidak stabil kehilangan waktu untuk menjawab soal akibat masalah teknis, sementara sistem ujian tidak menyediakan waktu tambahan.
  • Akibat: Siswa di daerah dengan akses internet terbatas mendapatkan nilai lebih rendah, bukan karena kurangnya kemampuan akademis, tetapi karena kendala teknologi.

6. Penggunaan Learning Analytics yang Mengabaikan Faktor Sosial dan Ekonomi

  • Implementasi: Beberapa platform menggunakan learning analytics untuk melacak kemajuan siswa dan memberikan rekomendasi personalisasi. Namun, algoritma ini sering gagal mempertimbangkan faktor sosial-ekonomi siswa, seperti keterbatasan waktu belajar karena harus membantu orang tua bekerja.
  • Akibat: Siswa dari keluarga ekonomi rendah dianggap kurang berprestasi, meskipun kondisi eksternal sangat memengaruhi hasil belajar mereka.

Solusi untuk Mengatasi Bias dalam Implementasi Sehari-hari

  1. Infrastruktur Internet yang Lebih Merata: Pemerintah dan penyedia teknologi perlu memastikan semua daerah mendapatkan akses internet yang setara.
  2. Desain Inklusif untuk Difabel: Platform pembelajaran harus menyediakan fitur seperti teks otomatis, pembaca layar, atau pengaturan suara untuk siswa berkebutuhan khusus.
  3. Fleksibilitas Ujian Daring: Menambahkan opsi waktu tambahan untuk siswa di daerah dengan koneksi yang tidak stabil.
  4. Pelatihan Guru di Daerah Pedalaman: Guru di daerah terpencil dilatih untuk menggunakan teknologi secara maksimal dalam kondisi terbatas.

Bias dalam implementasi teknologi pendidikan sehari-hari dapat diperbaiki dengan langkah strategis yang berorientasi pada inklusivitas dan keadilan bagi semua siswa di Indonesia.

Contoh Mengubah Pandangan dan Budaya di Dunia Pendidikan untuk Inklusivitas

  1. Mengintegrasikan Pendidikan Inklusif di Sekolah

    • Masalah: Masih ada pandangan bahwa anak dengan kebutuhan khusus tidak dapat belajar bersama anak lain di kelas reguler, sehingga mereka sering dikelompokkan secara terpisah.
    • Perubahan yang Diperlukan:
      • Menggeser budaya dari eksklusi ke inklusi dengan mengenalkan pembelajaran yang ramah untuk semua anak, termasuk kurikulum yang fleksibel.
      • Melatih guru untuk menangani keragaman di kelas dan memberikan perhatian sesuai kebutuhan setiap siswa.

Contoh Implementasi:

  • Menyediakan kelas inklusif yang mengakomodasi siswa dengan kebutuhan khusus dengan perangkat bantu, seperti teknologi pembelajaran berbasis AI atau aksesibilitas di ruang kelas.
  • Menggunakan metode pembelajaran kolaboratif yang melibatkan semua siswa untuk saling mendukung dalam proses belajar.

2. Mempersempit Kesenjangan Akses Pendidikan

  • Masalah: Banyak anak di daerah terpencil tidak memiliki akses ke pendidikan yang sama dengan anak di kota, sering kali karena asumsi bahwa pendidikan berkualitas hanya bisa diberikan di daerah perkotaan.
  • Perubahan yang Diperlukan:
    • Menggeser perspektif bahwa pendidikan berkualitas hanya dapat dilakukan dengan fasilitas lengkap.
    • Membangun budaya kolaborasi dan inovasi dengan memanfaatkan teknologi seperti pembelajaran daring atau modul offline. Contoh Implementasi:
  • Memberikan perangkat belajar sederhana (tablet dengan modul digital) yang dirancang untuk bekerja secara offline kepada siswa di daerah terpencil.
  • Memanfaatkan guru keliling yang didukung materi pembelajaran berbasis teknologi agar siswa di daerah sulit dijangkau tetap dapat mengakses pendidikan.

3. Menghilangkan Stereotip terhadap Perempuan dalam Pendidikan Sains dan Teknologi

  • Masalah: Pandangan lama bahwa bidang STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) lebih cocok untuk laki-laki masih sering ditemui di masyarakat.
  • Perubahan yang Diperlukan:
    • Mengubah budaya pendidikan dengan memberikan kesempatan yang sama bagi anak perempuan untuk mengeksplorasi STEM.
    • Menumbuhkan kepercayaan diri siswa perempuan dengan memberikan role model perempuan sukses di bidang STEM.

Contoh Implementasi:

  • Mengadakan program coding dan teknologi yang dikhususkan untuk anak perempuan di sekolah dasar dan menengah.
  • Mengintegrasikan cerita inspiratif perempuan di bidang STEM dalam kurikulum.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun