***
Seorang anak bungsu (empat bersaudara) dari mantan pejabat eselon satu Kementerian Basah di republik ini yang memilih sendirian jalan-jalan ke Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Kini duduk di sampingku, di tengah perbauran penumpang bus yang naik dari teras Pusat Grosir Cililitan (PGC) Â Cililitan.
Kemarin siangnya, Sabtu yang tak terduga, kami bertemu di trotoar Ratu Plaza. Pusat perbelanjaan yang popular di zamannya, yang terletak di perempatan Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta. Pertemuan yang sudah sekian lama tak ada, membuat keakraban yang sempat terjadi ketika ia studi di Lasalle College Singapore, kembali terulang.
Sebagai gadis modern yang sudah lama kukenal ketika kapal tempatku bertugas naik dok di Sembawang Shipyard Singapore, Rita tidak sungkan-sungkan menggamit tanganku mengajak untuk mampir dulu ke basemen Ratu Plaza.Â
Rupanya gadis ini mencoba mengingatkan nostalgia kami ketika makan siang di lantai dasar apartemennya. Di  Ratu Plaza, Rita mengajakku untuk mencicipi sushi sashimi dengan minuman cincau (grass jelly) menyegarkan. Minuman pertama yang mengikat tali persahabatan kami keberkenalan dan bersahabat panjang di Singapura dulu kembali terhidang di atas meja kami.
Ketika aku mau pamit ---karena aku ada acara bertemu dengan teman sesama penulis & penyair di Citos, Cilandak--- gadis ini dengan manja merengek kembali. Â Derita Prahara minta padaku agar mau kiranya menemani dia Minggu pagi jam 10.00 ke Taman Mini Indonesia Indah. Aku tak dapat menolak, karena alasananya semenjak lepas dari SD di Blok B Kebayoranbaru sudah puluhan tahun ia tidak pernah berkunjung ke TMII.
Ya, permintaannya untuk menemani keliling TMII guna meminta brosur dan memahami  adat kebiasan suku-suku di Nusantara, aku penuhi. Kesepakatan dibuat, bahwa kami bertemu  nanti sebelum jam 09.00 di teras barat Pusat Grosir Cililitan (PGC). Tidak perlu datang berkunjung ke rumahku yang entah di mana ia tak pernah ingin tahu.
Aneh.
Edan.
***
Hari ini, ya di Minggu pagi ini permintaannya kupenuhi. Kami menaiki Bus Wisata Taman Mini yang berwarna pelangi tersebut. Kami sepakat memilih bangku deretan ke tiga di belakang supir. Soalnya bangku deretan pertama di samping dan pas di belakang supir adalah bangku khusus untuk penumpang disabilitas dan lansia.Â