Mohon tunggu...
Muchwardi Muchtar
Muchwardi Muchtar Mohon Tunggu... Jurnalis - penulis, pelaut, marine engineer, inspektur BBM dan Instruktur Pertamina Maritime Center

menulis, membaca, olahraga dan presentasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Derita Prahara

17 Oktober 2024   15:01 Diperbarui: 10 November 2024   16:59 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Foto asli Muchwardi Muchtar
Foto asli Muchwardi Muchtar

Karena kalimat yang keluar dari mulut wanita yang duduk di sebelah kiriku, bagaikan main-main, aku menoleh ke samping memandang wajahnya.

“Tidak dapatkan nona lebih serius dalam menjawab tanya seorang teman?”

“Ini serius lho, Bung”, balasnya, menantang mataku. “Apa situ tidak percaya dengan penjelasan saya barusan?”

“Percaya sih percaya”, ujarku sambil tersenyum. “Cuma menyangkut datanya itulah yang saya sangsikan”.

“Aih…., ngomongnya tinggi banget”, bibir tipisnya memantulkan senyum. “Kalau menyangkut data dan fakta saya malah segan bercerita. Jangan-jangan Si Bung ini wartawan”.

Kemudian wanita yang mengenakan kaus warna kuning muda lengan panjang yang dikombinasikan dengan celana jins warna abu-abu ini, membuka tas kecil yang menyangkut di bahunya. Sebuah benda plastik bulat persegi yang bernama vape (rokok elektrik) dikeluarkannya, dan langsung diisapnya beberapa detik. 

Kemudian vape tersebut buru-buru dimasukkannya kembali ke dalam tasnya. Tampaknya mengisap vape beberapa saat tadi, sebagai penambah semangatnya dalam berdialog dengan teman laki-lakinya yang duduk di sebelah kanannya.

Melihat adegan kilat ---mencuri kesempatan untuk mengisap vape beberapa detik di kendaraan umum---  yang diperlihatkan wanita ini aku kembali tersenyum. Aku heran campur iba dengan perilaku temanku ini. Kalau di awal pembicaraan tadi kalimat yang diucapkannya membuat aku terkejut, maka sekarang perbuatannya yang menyedot vape yang membuat aku tersentak.

“Kenapa situ tersenyum? Apa ada yang lucu?”, selidik wanita di samping kiriku ini lagi.

“Saya senyum karena yang wanitanya pengisap vape, dan sebaliknya yang laki-lakinya malah tidak. Dan yang membuat saya ketawa, kok kita bisa sering-sering bertemu, ya?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun