Mohon tunggu...
M Saekan Muchith
M Saekan Muchith Mohon Tunggu... Ilmuwan - Dosen UIN Walisongo Semarang dan Peneliti Pada Yayasan Tasamuh Indonesia Mengabdi

Pemerhati Masalah Pendidikan, Sosial Agama dan Politik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Politik di Mata Orang Jawa Tengah

18 Mei 2018   10:56 Diperbarui: 18 Mei 2018   11:11 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Pelajar merupakan elemen penting dalam pemilu yang perlu mendapat perhatian dari semua kalangan agar para kaula muda (pelajar) memiliki pemahaman yang utuh tenetang proses pemilu. Penulis bersama Time pada bulan desemebr 2017 melakukan survey dnegan tema "Wawasan Kebangsaan dan Pemilu". Survey di lakukan kepada pelajar yang tersebar di 16 kabupaten di Jawa Tengah yaitu  Kabupaten Blora, Kabupaten Rembang, Kabupaten Pati, Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara, Kabupaten Gorobogan, Kabupaten Demak, Kota Semarang, Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Tegal, Kota Salatiga, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Boyolali,  Kabupaten Klaten dan Kabupaten Magelang dengan total 483 responden atau voters.

Ada tiga pertanyaan yang dikirim langsung ke Nomor WA para pelajar yaitu tentang pemahaamn pelajar terhadap pelaksanan pemilu dan pemilukada serentak tahun 2018, tentang sikap pelajar antara NKRI dan sistem khilafah dan sikap pelajar terhadap pencalonan Presiden Jokowi untuk periode selanjutnya.

Terhadap pertanyaan, Mana yang yang anda pilih (A) Saya Sudah Memahami pemilu atau Pilkada serentak tahun 2018 (B) Saya belum  memahami pemilu atau Pilkada serentak 2018. Pelajar memberikan respon atau jawaban A yaitu sudah memahami pemilu dan pilkada serentak , sebanyak 17 %. Sedangkan yang menjawab B yaitu saya belum memahami pemilu dan pilkada serentak  sebanyak 83%.

Berdasarkan  hasil survey tersebut, diperoleh data bahwa mayoritas ( 83 %) pelajar di Jawa Tengah belum memahami tentang pemilu dan juga pemilukada serentak tahun 2018. Data ini  patut menjadi keprihatinan berbagai pihak, bahwa pelajar yang belum mengetahui dan memahami pemilu masih sangat tinggi.

Faktor tingginya ketidak pahaman pelajar terhadap pemilu setidaknya oleh dua hal, pertama, akibat acuh tak acuhnya pelajar terhadap pemilu. Sehingga para pelajar tidak memiliki kepedulian terhadap hal hal yang berkaitan dengan pemilu. kedua, faktor kurang optimalnya sosialisasi yang dilaksanakan lembaga yang memiliki kewenangan menyelenggarakan pemilu.

Lembaga yang memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan pemilu adalah Komisi Pemilihan Umum (KPU) mulai dari tingkat pusat sampai tingkat kabupaten. Sedangkan lembaga yang memiliki tugas melakukan pengawasan pelaksanaan pemilu yang luber dan jurdil adalah Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu.

Terhadap hasil survey yang menjelaskan mayoritas pelajar di jawa tengah belum mengetahui dan memahami pemilu, maka Yayasan Time sebagai pelaksana survey memberikan saran atau rekomendasi kepada KPU dan Bawaslu harus meningkatkan sosialisasi pemilu secara tepat, utuh dan mendalam (detail) mulai dari tahapan awal sampai tahapan yang paling akhir. 

begitu juga bawaslu harus juga melakukan sosialisasi secara optimal tentang mekanisme cara cara melakukan pengawasan dan cara melaporkan jika diketahui ada pelanggaran dari peserta pemilu.

Terhadap pertanyaan mana yang anda pilih (A) Indonesia berdasarkan Pancasila dan NKRI (B) Indonesia berdasarkan sistem khilafah atau negara Islam. Sebanyak 69 % Pelajar menjawab A yaitu Indonesia Berdasar Pancasila dan NKRI, sedangkan pelajar yang menjawab B yaitu Indonesia berdasar sistem khilafah atau negara Islam sebanyak 31 %.

Berdasarkan hasil survey tersebut,  kami berpendapat bahwa  pendidikan dan pembelajaran disekolah telah berhasil membimbing dan mengarahkan cara fikir pelajar terhadap hubungan negara dan agama khususnya Islam, Artinya nasionalisme para pelajar di Jawa Tengah dapat dikatakan sangat baik dan eprlu ditingkatkan.

 Meskipun secara mayoritas pelajar dapat dikatakan memiliki jiwa atau semangat nasionalisme yang tinggi, tetapi  masih ada 31 % pelajar yang menghendaki Indonesia berdasarkan khilafah.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun