Mohon tunggu...
Muhammad Bahruddin
Muhammad Bahruddin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Dosen Media dan Komunikasi Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya. Berminat pada penelitian media, politik, iklan, dan film. Saat ini sedang menyelesaikan program Doktoral Komunikasi Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Joker", Sebuah Perjuangan Kelas

13 Oktober 2019   10:05 Diperbarui: 13 Oktober 2019   14:34 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
entertainment.kompas.com

Sebuah kota yang digambarkan Marx sebagai awal zaman modern, masyarakat kapitalis pasca feodal. Gerakan para pekerja proletar yang disimbolkan dengan para badut berhasil menghancurkan kota dan membunuh para borjouis-kapitalis yang telah berselingkuh dengan kekuasaan, termasuk Thomas Wayne dan istri barunya.

Thesis Marx tentang masyarakat yang equal, tanpa kelas, memperoleh tajinya di film Joker. Para badut yang merepresentasi buruh akhirnya mengambil alih kekuasaan. 

Mereka menghancurkan simbol-simbol kekerasan simbolik (symbolic violence) borjuis- kapitalis seperti pertokohan, mobil, reklame, dan simbol lainnya. 

Lebih dari itu, mereka berpesta dan merayakan kematian demi kematian para borjuis-kapitalis yang menindas kehidupan mereka. Perubahan sosial yang selama ini dimimpikan kaum buruh berhasil direvolusi.

Soal aktor film, saya tak banyak kata, kecuali Joaquin Phoenix yang tak sekedar berhak memperoleh nominasi, tapi juga sangat pantas mengangkat piala Oscar

*Artikel ini juga tayang di facebook penulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun