Untuk pertama kalinya Arthur terpaksa membunuh orang-orang yang melecehkannya. Anehnya, pengalaman pertama ini ternyata tak membuat Arthur gelisah, apalagi menyesal.
Kemarahan yang dia pendam sejak kecil justru membuat mentalnya "mati rasa". Yang miris, dia justru gembira dan merayakan kematian setiap kali ia membunuh orang.Â
Termasuk membunuh ibunya, yang pada akhirnya ia anggap telah menipu dirinya sejak kecil. Ini karena dalam rekam medis rumah sakit, Arthur ternyata anak adopsi, terlepas apakah informasi tersebut benar atau karena dipaksa calon walikota Gotham saat ini, yang diduga sebagai ayahnya, Thomas Wayne (Brett Cullen).Â
Juga informasi tentang kegilaan ibunya sehingga harus dirawat di rumah sakit jiwa. Ingatan Arthur yang hilang pada masa lalu membuat ia percaya pada semua informasi yang ditulis dalam buku rekam medis.
Sejak awal, gejala penyakit Arthur ini memang cukup parah sekalipun tak tampak membahayakan orang-orang sekitarnya. Bahkan dengan kesadarannya, dia rutin memeriksakan mentalnya ke rumah sakit sehingga harus minum obat setiap hari.
Para psikolog menyebut penyakit mental yang diderita Arthur ini berjenis Skizofrenia. Penyakit mental ini bermasalah dengan ingatan masa lalu. Semua peristiwa yang melilit jiwanya tak mampu ia ingat.Â
Penyakit lain yang diderita Arthur adalah Pseudobulbar Affect (PBA). Penyakit ini bermasalah dengan neurologis sehingga terjadi gangguan emosi mendadak dan tak terkendali.Â
Lihatlah bagaimana Arthur yang tak mampu mengendalikan tawanya dan betapa sensitifnya dia sehingga sulit menghentikan emosinya.
Arthur dan Revolusi SosialÂ
Puncak dari kegelisahan Arthur adalah ketika dia (kali ini dia berganti nama menjadi Joker) menembak kepala pemandu talk show televisi, Murray Franklin (Robert De Niro) yang ia anggap merendahkan lawakannya sebagai seorang badut dan komedian. Arthur kemudian merayakan kematian Franklin bersama orang-orang yang selama ini merasa terpinggirkan, tertindas, teralienasi, dan lemah dari sisi ekonomi.
Dendam Arthur, sebagai representasi kelas proletar (kaum buruh), mendorong rakyat dengan kelas ekonomi yang sama untuk mengacaukan Gotham, simbol kota dengan perbedaan kelas dan diskriminatif yang mencolok.Â