Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

30 Menit Mengintip Dapur Seminari Menengah Siantar

23 Desember 2024   10:16 Diperbarui: 23 Desember 2024   13:27 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menggoreng telur bulat untuk menu balado telur (Dokumentasi pribadi)

Menyiapkan bumbu masakan (Dokumentasi pribadi)
Menyiapkan bumbu masakan (Dokumentasi pribadi)

Memasak Skala Besar

Memasak makanan untuk para seminaris terbilang kegiatan skala besar. Tiga kali sehari Suster Yovita dan stafnya harus memasak untuk 200 orang seminaris, belum terhitung pastor, bruder, suster, dan staf dapur. 

Itu seperti memasak makanan untuk sebuah pesta sebenarnya. Nasi misalnya, sekali masak 30 kg. Atau 40 kg khusus pada hari Kamis dan Minggu. "Sebab lauknya daging, enak, sehingga seminaris makan nasi lebih banyak," kata Suster Yovita.

Heavy duty rice cooker di dapur SMCS (Dokumentasi pribadi)
Heavy duty rice cooker di dapur SMCS (Dokumentasi pribadi)

Nasi sudah tanak (Dokumentasi pribadi)
Nasi sudah tanak (Dokumentasi pribadi)

Dulu nasi ditanak menggunakan dua dandang besar dengan api gas. Sekarang sudah lebih modern, menggunakan heavy duty rice cooker berbahan bakar gas merek Zeppelin. Tinggal mengisikan beras dan air pada susunan nampan (tray), lalu nyalakan listrik rice cooker, maka nasi akan tanak terkukus dalam waktu 40-60 menit.

Untuk memasak lauk dan sayur, dapur SMCS masih mengandalkan kuali besar dengan api gas. Sedemikian besar kuali itu sehingga cukup sekali masak lauk atau sayur daja untuk konsumsi 200 orang.

Kuali baja besar untuk memasak lauk dan sayur (Dokumentasi pribadi)
Kuali baja besar untuk memasak lauk dan sayur (Dokumentasi pribadi)

Pembagian kerja di dapur SMCS itu sangat ketat. Sudah jelas siapa yang bertanggung-jawab menanak nasi, memasak lauk, memasak sayur, menyiapkan bumbu, menyiapkan buah, dan menyajikan makanan di ruang makan. Tentu semua itu di bawah dirigensi Suster Yovita sebagai kepala dapur. 

Staf dapur hanya merdeka dari urusan cuci piring. Itu tugas seminaris. Secara bergilir dalam kelompok, seminaris wajib cuci piring, mangkuk, dan sendok-garpu setiap kali selesai makan (pagi, siang, malam). 

Dapur adalah tempat yang paling sibuk di SMCS. Kegiatan memasak di situ sudah dimulai sejak subuh untuk menyiapkan sarapan pagi pukul 07.00 WIB. Menunya sederhana: nasi, sayur, dan olahan tahu/tempe atau ikan teri. Pukul 09.00 WIB mulai lagi memasak untuk makan siang pukul 13.00 WIB. Lalu pukul 16.00 WIB mulai lagi menyiapkan makan malam pukul 19.00 WIB. Jadwal makan sudah paten macam itu, tak boleh telat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun