Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Bunda Maria dan Pecel Yu Jum di Gua Kerep Ambarawa

4 Juli 2024   16:31 Diperbarui: 4 Juli 2024   20:31 1113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berdoa di pelataran Gua Maria Kerep (Dokumentasi Pribadi)

Sambil menatap ke arah metahari terbit, aku mencoba membayangkan proses pembangunan gua itu. Kisahnya terbilang epik. Tadinya komplek gua itu adalah kebun milik Kongregasi Bruder Apstolik, pemberian seorang tuan kebun berkebangsaan Belanda.

Romo Bernardinus Soemarno SJ kemudian menyarankan pembangunan Gua Maria di situ, sebagai wahana devosi kepada Bunda Allah. Titik lokasi gua ditunjuk secara spiritual oleh Romo Lucas Koersen SJ, Sekretaris Keuskupan Agung Semarang.

Proses pembangunan gua dimulai pada Januari 1954. Sejumlah 300-an orang murid Sekolah Guru Kolese Santo Yusuf dan Sekolah Guru Putri Santa Maria Ambarawa, serta anak asrama Bruderan dan Susteran dikerahkan untuk bergotong-royong, secara estafet menaikkan bebatuan dari Kali Panjang ke kebun bruderan di Kerep.

Secara simultan, konstruksi Gua Maria dikerjakan secara intensif. Hasilnya Gua Maria Kerep selesai terbangun pada bulan Juli 1954. Tepat pada hari Minggu, 15 Agustus 1954, Bapak Uskup Agung Semarang Mgr. A. Soegijapranata SJ memberkati patung Bunda Maria dan gua itu dengan air suci asli Lourdes.

Sejak itu Gua Maria Kerep resmi menjadi lokasi ketiga untuk devosi kepada Bunda Maria di Indonesia. Dua gua terdahulu adalah Gua Maria Sendangsono Kulonprogo (1929) dan Gua Maria Sendang Sriningsih Klaten (1936).

Aku melirik arloji di pergelangan tangan kiri. Jarum jam menunjuk pukul 06.45 WIB. Acara di Pangesti Wening akan dimulai pukul 08.00 WIB. Masih ada waktu sejenak berdoa di Kapel Adorasi Abadi, di tepi utara komplek Gua Maria Kerep.

Hening, senyap, di kapel mungil itu. Di atas altarnya ditahtahkan Tubuh Kristus dalam rupa Hosti Suci di dalam monstrans bersaput emas. Suasana di lingkungan kapel itu terasa magis.

Awalnya aku memutuskan untuk duduk berdoa di luar kapel. Tapi kemudian ada dua orang peziarah yang melepas alas kaki dan masuk secara senyap ke dalam kapel. Aku jadinya bertindak dungu, mengubah keputusan dengan mengikuti kedua orang itu masuk berdoa ke dalam kapel.

Dungu? Ya, dungulah tak teguh pada pilihan untuk duduk berdoa di luar kapel. Tapi siapa sih umat yang tak menjadi dungu di hadapan-Nya?

Kapel Adorasi Abadi, tempat pentahtahan Tubuh Kristus di rupa Hosti Kudus (Dokumentasi Pribadi)
Kapel Adorasi Abadi, tempat pentahtahan Tubuh Kristus di rupa Hosti Kudus (Dokumentasi Pribadi)

Aku Datang, Aku Berdoa 

Banyak hal rohaniah yang dapat dilakukan atau disaksikan di Gua Maria Kerep. Tapi dua saja menurutku yang terpenting: Doa Rosario di hadapan patung Bunda Maria, dan Doa Berserah Diri di hadapan Tubuh Kristus. Keduanya adalah doa permohonan kepada Tuhan, yang dipanjatkan dengan harapan Bunda Maria di Surga sudi meneruskan kepada Yesus Kristus putranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun