Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Berjumpa Santo Yusuf di Gereja Jago Ambarawa

26 Juni 2024   21:24 Diperbarui: 27 Juni 2024   11:14 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gereja "Jago" Katolik Santo Yusuf Ambarawa pada malam hari Jumat, 21 Juni 2024 (Dokumentasi Pribadi)

Sebenarnya sekarang ada tiga. Sebab di depan altar, pada sisi kiri, ada juga replika patung ini, karya seniman patung lokal. Tentu tak seindah aslinya.

Replika patung Santo Yusuf Meninggal Bahagia, karya seniman lokal, di depan kiri altar Gereja Katolik Santo Yusuf Ambarawa (Dokumentasi Pribadi)
Replika patung Santo Yusuf Meninggal Bahagia, karya seniman lokal, di depan kiri altar Gereja Katolik Santo Yusuf Ambarawa (Dokumentasi Pribadi)

Pose bertiga pada patung itu menggambarkan saat-saat terakhir Yusuf sebelum meninggal dunia. Patung itu terinspirasi dari penggalan kisah kehidupan Bunda Perawan Maria karya Santa Maria Agreda (1602-1665), seorang biarawati Spanyol.

Detail peristiwa kematian bahagia Santo Yusuf itu tertulis dalam buku "Kota Mistik Tuhan" karya Santa Maria Agrade. Karya itu sempat dianggap apokrif, sehingga dilarang oleh Vatikan. Tapi kemudian diakui sebagai wahyu pribadi kepada Santa Dalam 300 tahun terakhir buku itu sudah menjadi sumber inspirasi di lingkungan Gereja Katolik.

Dikisahkan dalam buku itu, menjelang kematiannya di pembaringan, Yusuf meminta Maria istrinya untuk memberi berkat pengantar kepergiannya. "Terpujilah engkau di antara semua wanita dan umat pilihan di antara semua mahluk," katanya. Tapi Maria menolak lalu memohon kepada Yesus agar sudi memberkati ayahnya Yusuf.

Yusuf berpaling pada Yesus dan memohon berkat-Nya. "Tuhan dan Allahku yang tertinggi, Putra Bapa yang kekal, Pencipta dan Penebus Dunia, berikanlah berkat-Mu kepada hambamu dan perbuatan tanganmu; maafkan, ya Raja yang penuh kasih, kesalahan yang telah kulakukan dalam pelayanan dan hubungan-Mu, untuk menjadi mempelai ibu-Mu yang sejati; biarlah keagungan dan kemuliaan-Mu menjadi ucapan syukurku untuk selama-lamanya."


Yesus merengkuh dan memberkati Yusuf ayah pengasuh-Nya: "Ayahku, beristirakatlah dalam damai dan kasih karunia Bapa-Ku yang kekal; dan kepada para nabi dan orang suci yang menunggumu, sampaikanlah kabar gembira tentang penebusan mereka."

Setelah itu Yusuf menghembuskan nafas terakhir dan menutup mata selamanya. Dia meninggal dalam pelukan Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Perawan Tak Bernoda, istri yang dipilih Tuhan baginya. Itulah sebuah peristiwa kematian terindah, sebuah kematian dalam kebahagiaan yang penuh.[1]

Berdasar kisah itu Santo Yusuf kemudian ditetapkan sebagai Santo Pelindung untuk "Kematian Bahagia". Devosi kepada Santo Yusuf ditujukan untuk memohon agar boleh menerima dan mengalami karunia kematian bahagia.

Patung Santo Yusuf Tidur di selasar barat Gereja Katolik Santo Yusuf Ambarawa (Dokumentasi Pribadi)
Patung Santo Yusuf Tidur di selasar barat Gereja Katolik Santo Yusuf Ambarawa (Dokumentasi Pribadi)

Mendapatkan Solusi di Kala Tidur

"Di samping kiri itu ada patung Santo Yusuf Tidur. Mari saya tunjukkan." Lelaki baik hati itu seakan tiada lelah mempertemukanku dengan Santo Yusuf dalam berbagai laku terberkatinya. Tadi dalam laku Pelindung Kematian Bahagia, sebelumnya Pelindung Gereja Semesta, dan sekarang Pelindung Tidur Terberkati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun