Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pagarbatu Samosir, Situs Pemukiman Batak Tua yang Terabaikan

28 Mei 2024   19:57 Diperbarui: 30 Mei 2024   02:54 1602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bontean, tiang batu untuk menambatkan perahu di darmaga (Tangkapan layar Youtube Jhonny Siahaan)

Letak bontean itu kini sekitar 10 m di atas permukaan danau. Setinggi itulah permukaan Danau Toba telah surut sejak 1800-an. Utuk sebagian besar, itu akibat ulah manusia. Antara lain peledakan sumbat batu oleh Belanda di Sigura-gura (1905), pengerukan hulu sungai Asahan (akhir 1970-an), dan pembalakan hutan di lingkar danau. 

Masih di kaki bukit, gerbang batu untuk masuk kampung Pagarbatu terdapat di sebelah timur. Dari situ ada jalan setapak ke arah barat, lalu belok ke arah selatan (berupa susunan batu-batu) menuju pintu masuk ke undakan pertama.

Interior gua Liang Marlangkup di situs Pagarbatu (Tangkapan layar Youtube Jhonny Siahaan)
Interior gua Liang Marlangkup di situs Pagarbatu (Tangkapan layar Youtube Jhonny Siahaan)

Undakan pertama: kebun kampung

Di sisi timur parik atau tembok batu undakan pertama, di sebelah selatan gerbang masuk, terdapat sebuah gua keramat yang dinamai Liang Marlangkup, gua bertutup. Konon gua ini tembus ke Tanjungan di jetinggian Samosir.

Bila terdesak oleh musuh, raja Pagarbatu dan warganya konon akan bersembunyi ke dalam gua tersebut. Begitu mereka masuk ke dalam, maka musuh akan kehilangan jejak. Pintu gua tampak tertutup. Itu sebabnya disebut Liang Marlangkup.

Di area undakan pertama tidak ada satupun bangunan atau tinggalan arkeologis. Peruntukan area itu di masa lalu diduga adalah porlak, kebun di sekitar pemukiman. Di situ keberhasilan budidaya tergantung pada kemurahan Nagapadoha/Boraspati Nitano (dewa tanah), Boru Saniangnaga (dewi air), dan Pane Nabolon (dewa musim).

Parik Debata, tembok batu alami Pagarbatu pada undakan kedua (Tangkapan layar Jhonny Siahaan)
Parik Debata, tembok batu alami Pagarbatu pada undakan kedua (Tangkapan layar Jhonny Siahaan)

Undakan kedua: pemukiman

Undakan kedua adalah area pemukiman. Di area ini masih bisa ditemukan sejumlah umpak batu, bekas dudukan tiang rumah adat Batak. Eskavasi arkeologis di area ini menemukan antara lain pecahan gerabah.

Rumah terakhir di undakan kedua Pagarbatu adalah tiga rumah adat. Tapi rumah itu sudah hancur, setelah ditinggalkan para penghuninya pada awal 1970-an. Mereka pindah ke kaki bukit agar lebih dekat ke sumber air bersih dan lahan sawah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun