Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ruma Bolon Batak, Ikon Budaya Agraris di Kaldera Toba

8 Januari 2024   10:13 Diperbarui: 8 Januari 2024   18:13 2082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gorga jenggar dan ulupaung terdapat pada bagian tengah bagian atas fasade, atau pada kerucut atap. Keduanya adalah deformasi profil kepala kerbau, dulu lazim pakai tanduk asli. 

Deformasi itu menyebabkan tampilan gorga itu terkesan magis sekaligus seram. Jenggar bahkan terkadang mencitrakan kepala manusia, sehingga disebut jorngom, manusia seram. Atau mencitrakan muka gajah, sehingga disebut gaja dompak.

Pada penempatannya, gorga ulupaung  terletak paling atas, pada bagian puncak kerucut atap.  Pemosisian semacam itu terkait fungsi ulupaung sebagai penjaga sawah dan ladang dari serangan begu, roh-roh jahat yang busa merusak pertanaman sehingga gagal panen. Sekaligus juga dia mengawasi begu jahat agar tak memasuki huta, kampung.

Detil gorga ulupaung pada ruma bolon Batak Toba (Foto:tobadetour.com via infobudaya.com) 
Detil gorga ulupaung pada ruma bolon Batak Toba (Foto:tobadetour.com via infobudaya.com) 

Gorga jenggar ditempatkan di bawah ulupaung, atau tepat di atas dorpi jolo, dinding depan. Ini fungsinya pertahanan berlapis. Jenggar menjaga rumah, penghuni, dan sesinya dari marabahaya begu, roh-roh jahat yang mencoba mampir ke halaman rumah. Tak hanya menjaga penghuni, tapi juga ternak yang dikandangkan di kolong rumah.

Kolong ruma bolon itu memang lazim difungsikan sebagai kandang ternak piaraan. Baik itu namanggagat, kerbau maupun pinahan lobu, babi. Juga ternak unggas khususnya ayam.

Gorga ulupaung dan jenggar dengan demikian dimaksudkan untuk  menjaga pertanaman (sawah dan ladang) dan peternakan (kerbau, babi, ayam) dari serangan roh-roh jahat. Penyakit tanaman dan ternak di masa lalu diyakini sebagai ulah roh-roh jahat.

Apakah benar gorga ulupaung  dan jenggar  menjaga pertanian dan peternakan orang Batak dari serangan roh jahat, sukar dibuktikan. Dan tak perlu juga dibuktikan. Tapi jelas bahwa dua gorga itu bermakna doa kepada Mulajadi Nabolon agar penghuni rumah serta sawah, ladang, dan ternaknya selamat dari gangguan roh-roh jahat.

Hasahatan

Sebagai hasahatan, kesimpulan, dapat dikatakan artefak ruma bolon itu adalah ikon kebudayaan agraris Batak Toba. Artinya ruma bolon mewakili budaya Batak di Kaldera Toba. Tak hanya terkait kosmologi Batak tapi terutama ekologi budaya taninya.

Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa ruma bolon adalah identitas budaya agraris orang Batak Toba. Struktur dan ornamen ruma bolon itu merujuk pada ekologi budaya Batak sebagai entitas sosial agraris.

Jika ingin memahami budaya Batak Toba, maka pelajarilah struktur dan ornamen gorga ruma bolon, rumah adat Batak.  (eFTe)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun