Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Storyteller Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ruma Bolon Batak, Ikon Budaya Agraris di Kaldera Toba

8 Januari 2024   10:13 Diperbarui: 8 Januari 2024   18:13 1337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi tidak hanya untuk tenaga kerja pertanian, kerbau juga hewan adat untuk masyarakat Batak Toba. Khususnya untuk horja bolon, pesta adat besar, semisal pesta perkawinan, kematian orang tua, dan pesta panen. Selain untuk lauk makan bersama, bagian-bagian tertentu dari tubuh kerbau difungsikan sebagai jambar, hak atas bagian tertentu tubuh ternak sebagai pengakuan atas status sosial.

Struktur tubuh kerbau yang kokoh itu pula yang menginspirasi struktur bangunan ruma bolon. Jika diperhatikan, maka sebuah ruma bolon akan tampak sebagai sosok seekor kerbau raksasa yang berdiri tegak.  Tiang-tiang ruma  serupa kaki kerbau, badan ruma serupa perut, dan atap yang melengkung ke bawah serupa punggung kerbau. 

Citra kerbau pada ruma bolon itu semakin kental dengan adanya gorga ulupaung, ukiran kepala kerbau di puncak atap depan. Pada ruma bolon tua, ulupaung itu dilengkapi dengan tanduk kerbau asli. Sehingga ruma bolon terkesan sebagai seekor kerbau raksasa yang sedang berdiri tegak.  

Tiga unsur utama ruma bolon (kerbau), yaitu tiang/kolong (kaki), badan rumah (perut), dan atap (punggung) adalah representasi kosmologi Batak. 

Pertama, tiang/kolong ruma adalah representasi banua toru, dunia bawah tempat dewa/dewi pengendali tanah/air dan hewan. Kolong rumah difungsikan sebagai kandang ternak dan tempat penyimpanan peti mati.

Kedua, badan ruma adalah representasi banua tonga, dunia tengah tempat manusia menjalani hidupnya. Seluruh gorga pada badan ruma bolon ini, di dinding depan dan samping, menggambarkan nilai-nilai perihidup orang Batak.

Ketiga, atap ruma adalah representasi banua ginjang, dunia atas atau nirwana tempat Dewata Agung Mulajadi Nabolon dan dewa-dewi bersemayam. Pada bagian atap lazim disimpan harta pusaka keluarga.

Ornamen gorga, ukiran terdapat terutama pada fasade ruma bolon, mulai dari tengah (badan rumah) sampai pucuk atap.  Selain juga terdapat pada dinding kiri dan kanan. Gorga itu secara spesifik menjadi penanda budaya agraris pada masyarakat Batak Toba. 

Gorga boraspati ni tano dan adop-adop pada fasade ruma bolon Raja Sijabat di Tomok Samosir  (Foto: via wikimedia.org)
Gorga boraspati ni tano dan adop-adop pada fasade ruma bolon Raja Sijabat di Tomok Samosir  (Foto: via wikimedia.org)

Boraspati ni Tano dan Adop-adop

Ornamen gorga Boraspati ni Tano, figur bengkarung tanah dan adop-adop, payudara terdapat pada dorpi jolo, dinding depan, tepat di atas tangga naik ke rumah (lihat foto di atas).

Boraspati ni Tano, atau ilik dalam Bahasa Batak, secara mitologis adalah wujud asli dewa Raja Odap-odap, kakek buyut Siraja Batak, entitas Batak pertama. Dikisahkan Siraja Odap-odap menikah dengan dewi Boru Deakparujar, pencipta banua toru, bumi manusia Batak. Karena itu, dalam agama asli Batak, figur bengkarung diyakini sebagai salah satu wujud kuasa roh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun