Gorga jenggar dan ulupaung terdapat pada bagian tengah bagian atas fasade, atau pada kerucut atap. Keduanya adalah deformasi profil kepala kerbau, dulu lazim pakai tanduk asli.Â
Deformasi itu menyebabkan tampilan gorga itu terkesan magis sekaligus seram. Jenggar bahkan terkadang mencitrakan kepala manusia, sehingga disebut jorngom, manusia seram. Atau mencitrakan muka gajah, sehingga disebut gaja dompak.
Pada penempatannya, gorga ulupaung  terletak paling atas, pada bagian puncak kerucut atap.  Pemosisian semacam itu terkait fungsi ulupaung sebagai penjaga sawah dan ladang dari serangan begu, roh-roh jahat yang busa merusak pertanaman sehingga gagal panen. Sekaligus juga dia mengawasi begu jahat agar tak memasuki huta, kampung.
Gorga jenggar ditempatkan di bawah ulupaung, atau tepat di atas dorpi jolo, dinding depan. Ini fungsinya pertahanan berlapis. Jenggar menjaga rumah, penghuni, dan sesinya dari marabahaya begu, roh-roh jahat yang mencoba mampir ke halaman rumah. Tak hanya menjaga penghuni, tapi juga ternak yang dikandangkan di kolong rumah.
Kolong ruma bolon itu memang lazim difungsikan sebagai kandang ternak piaraan. Baik itu namanggagat, kerbau maupun pinahan lobu, babi. Juga ternak unggas khususnya ayam.
Gorga ulupaung dan jenggar dengan demikian dimaksudkan untuk  menjaga pertanaman (sawah dan ladang) dan peternakan (kerbau, babi, ayam) dari serangan roh-roh jahat. Penyakit tanaman dan ternak di masa lalu diyakini sebagai ulah roh-roh jahat.
Apakah benar gorga ulupaung  dan jenggar  menjaga pertanian dan peternakan orang Batak dari serangan roh jahat, sukar dibuktikan. Dan tak perlu juga dibuktikan. Tapi jelas bahwa dua gorga itu bermakna doa kepada Mulajadi Nabolon agar penghuni rumah serta sawah, ladang, dan ternaknya selamat dari gangguan roh-roh jahat.
Hasahatan
Sebagai hasahatan, kesimpulan, dapat dikatakan artefak ruma bolon itu adalah ikon kebudayaan agraris Batak Toba. Artinya ruma bolon mewakili budaya Batak di Kaldera Toba. Tak hanya terkait kosmologi Batak tapi terutama ekologi budaya taninya.
Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa ruma bolon adalah identitas budaya agraris orang Batak Toba. Struktur dan ornamen ruma bolon itu merujuk pada ekologi budaya Batak sebagai entitas sosial agraris.
Jika ingin memahami budaya Batak Toba, maka pelajarilah struktur dan ornamen gorga ruma bolon, rumah adat Batak. (eFTe)