Mohon tunggu...
Felix Tani
Felix Tani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Sosiolog dan Penutur Kaldera Toba

Memahami peristiwa dan fenomena sosial dari sudut pandang Sosiologi. Berkisah tentang ekologi manusia Kaldera Toba.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ruma Bolon Batak, Ikon Budaya Agraris di Kaldera Toba

8 Januari 2024   10:13 Diperbarui: 8 Januari 2024   18:13 2071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak ornamen ulupaung dan  jenggar pada bagian atas fasade ruma bolon Batak Toba (Foto: baliautrement.com)

Dalam tonggo--tonggo (doa) tetua adat di awal musim tanam, agar usahatani memberihasil melimpah,  kuasa roh yang dipanggil selain dewata agung Mulajadi Nabolon adalah Boraspati ni Tano dan Boru Saniangnaga.

Dua kuasa roh tersebut terakhir diyakini sebagai penentu keberhasilan pertanian. Boraspati ni Tano, yang berumah di dalam tanah, adalah penentu kesuburan tanah. Sedangkan Boru Saniangnaga, dewi air berwujud ular, diyakini sebagai penjamin kerja kesuburan itu dengan menyediakan air untuk irigasi.

Bagi petani Batak, kuasa roh Boraspati ni Tano dan Boru Saniangnaga dengan demikian menjadi tumpuan harapan
keberhasilan usahatani. Harapan agar gabe na niula sinur pinahan, hasil bumi melimpah dan ternak beranak-pinak. [1]

Orang Batak percaya, kehadiran bengkarung di lahan usahatani adalah pertanda tanah itu subur, terberkati, sehingga ada harapan memberi hasil melimpah. Karena itu ada larangan keras membunuh bengkarung.

Figur Boraspati ni Tano itu lalu diterakan sebagai ornamen atau gorga ruma bolon sebagai simbol bahwa rumah tersebut terberkati. Dalam konteks budaya agraris Batak Toba, simbol itu menyatakan harapan agar sawah dan ladang membuahkan hasil berlimpah, dan ternak beranak-pinak.

Detil gorga boraspati ni tano dan adop-adop (Foto: via wikipedia.org)
Detil gorga boraspati ni tano dan adop-adop (Foto: via wikipedia.org)

Pada gorga ruma bolon,  terdapat dua figur Boraspati ni Tano yang diterakan pada bagian kiri dan kanan dorpi jolo, dinding depan. Keduanya menghadap gorga Adop-adop, payudara.

Adop-adop itu adalah simbol kesuburan yang dihasilkan oleh atau Boraspati ni Tano. Lazimnya ada empat adop-adop di sebelah kiri dan empat di kanan. Tapi ada juga yang hanya dua di kiri dan dua di kanan.

Dibaca secara keseluruhan, kesatuan gorga Boraspati ni Tano dan Adop-adop itu menyatakan bahwa penghuni rumah itu terberkati. Usahatani dan ternaknya memberi hasil berlimpah, sehingga memperoleh hidup sejahtera. 

Tuan rumah pada ruma bolon itu diharapkan menjadi "parbahul-bahul nabolon, partataring na sora mintop, paramak so balunon" -- pemilik lumbung besar, pemilik tungku tak kunjung padam, pemilik tikar yang tak pernah digulung. Makanan melimpah dan siap menjamu tamu kapan saja.

Tampak ornamen ulupaung dan  jenggar pada bagian atas fasade ruma bolon Batak Toba (Foto: baliautrement.com)
Tampak ornamen ulupaung dan  jenggar pada bagian atas fasade ruma bolon Batak Toba (Foto: baliautrement.com)

Jenggar dan Ulupaung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun