Hingga tambahan waktu babak kedua habis, tak ada tambahan gol untuk Indonesia dan Panama. Yang ada cuma nyaris dan nyaris gol lagi. Â
Hebatnya, gak ada pemain Indonesia U-17 yang kram sampai akhir pertandingan. Gak kayak di laga kontra Ekuador.
Laga usai dengan skor akhir 1-1. Sisa kopi kusesap nikmat, menyisakan endapan hitam di dasar cangkir.Â
Endapan hitam itu adalah simbol harapan terpendam. Sesuatu yang  basit sejak lama di dasar hati, tak kunjung menjadi kenyataan. Hanya mimpi di rupa tanya: mungkinkah Indonesia unjuk gigi di Piala Dunia?
Anak-anak Indonesia U-17 sudah menjawab pertanyaanku. Mereka sudah unjuk gigi di Piala Dunia U-17 2023 ini. Benar-benar unjuk gigi. Bermain imbang 1-1 melawan Ekuador dan Panama bukan sebuah kebetulan, bukan pula nasib mujur, tapi benar-benar hasil unjuk gigi, perjuangan keras.
Jadi bukan tak mungkin Indonesia memetik nilai dari laga lawan Maroko nanti. Maroko memang hebat, masuk semi final Piala Dunia 2022. Tapi ingat, itu Timnas Senior Maroko yang dimotori pemain-pemain senior di Liga Eropa. Lawan Maroko kali ini adalah pemain-pemain muda, seumuran punggawa Garuda Muda.
Aku beri sebuah rahasia matematika pernyataan, ya. Indonesia sama kuat  1-1 dengan Ekuador (P1); Ekuador mengalahkan (2-0) Maroko (P2); (Maka) Indonesia (juga) mengalahkan Maroko (K).
Optimis berdasar fakta, boleh, dong. (eFTe)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H